Paus Benediktus XVI Terpilih, Dunia Berdoa untuk Harapan Baru
Wednesday, Apr. 20, 2005 Posted: 2:29:44PM PST
|
(REUTERS/Osservatore Romano-Arturo Mari) |
Dari Notre Dame ke Paris sampai ke Basilika Guadalupe di Mexico City, bel-bel katedral berdentang dan doa-doa dipanjatkan pada hari Selasa, 19 April, untuk merayakan terpilihnya pemimpin tahta kepausan yang baru, Paus Benedict XVI atau Kardinal Joseph Ratzinger dari Jerman.
Sebagai kepala dari Kongregasi untuk Doktrin Iman yang kuat, Ratzinger mendisiplinkan ketidak-setujuan, membantu Yohanes Paulus II dalam melawan reformasi yang dinyatakan kaum liberal dan menyatakan kewaspadaan terhadap adanya hubungan dengan denominasi Kristiani lain.
Menurut CBS, datang dari benua yang mana banyak bangku gereja kosong, ia telah menekan Eropa untuk menemukan kembali akar Kristianinya. Ia juga mengusulkan tawaran Turki untuk masuk ke dalam keanggotaan Uni Eropa tidak sejalan dengan budaya Eropa.
"Saudara dan saudari, setelah Paus Yohanes Paulus II yang hebat, para kardinal telah memilih saya – seorang pekerja di kebun anggur Tuhan yang sederhana dan rendah hati,” kata paus baru dalam bahasa Italia setelah diperkenalkan kepada kerumunan yang berkumpul di Lapangan St Peter dan dunia.
"Fakta bahwa Tuhan dapat bekerja dan bertindak bahkan dengan saya yang tidak mampu, dan di atas segala-galanya saya mempercayakan diri saya kepada doa-doa kalian,” katanya.
Ratzinger menjadi favorit utama dalam konklaf, namun, menurut AP, para kardinal tampak terkoyak apakah memilih paus jangka pendek, mengembalikan kepausan kepada Italia setelah masa pemerintahan Yohanes Paulus II setelah 26 tahun, atau memilih paus dari Amerika Latin, rumah dari hampir setengah dari 1,1 milyar umat Katolik Roma sedunia.
Sama seperti pendahulunya, Benedict XVI bukanlah seorang Italia, tapi menurut New York Times, ia (akan) melanjutkan tradisi kepausan Eropa abad pada suatu saat dimana keanggotaan gereja mengalami kenaikan di luar Eropa, terutama di negara-negara berkembang seperti di Asia dan Afrika, dimana Paus Yohanes Paulus II sangat dikasihi karena kepribadiannya yang hangat, dan kebapakan.
Sebagai kardinal Benedict XVI adalah seorang poliglot ahli yang dapat berbicara dalam 10 bahasa, seorang teolog tinggi yang mempunyai prestasi akademik dan rohani. Menurut Times, siapapun yang mendengarkan homilinya di pemakaman paus terdahulu akan terkesan oleh kelancarannya bicara dan devosi untuk Yohanes Paulus.
Didalam Kapel Sistine, menurut AP, ada tepuk tangan spontan sesaat setelah para kardinal menyadari bahwa Ratzinger telah menang, menurut Kardinal Joachim Meisner dari Jerman.
"Dan saya langsung menangis," kata Meisner.
Dia mengatakan Paus Benedict XVI terlihat “sedikit sedih” saat dia berganti pakaian kepausan ke Ruang Tangis – yang memperoleh julukan tersebut karena banyak paus yang menangis disana karena menyadari beban berat misi mereka, menurut AP.
Benedict datang dari kata Latin yang berarti “berkat.”
“Saya menjadi khawatir karena saat dia kembali dalam pakaian putihnya, saya berpikir dia telah melupakan topinya," kata Meisner. “Tapi kemudian saya menyadari rambutnya seputih topinya. Ia melanjutkan, “Saat makan malam datang, Ratzinger terlihat lebih baik dan benar-benar seperti (seorang) Paus.”
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|