Menangkap Pesan Pribadi Pembawa Damai
Oleh: Benny Susetyo Pr (Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia)
Monday, Apr. 4, 2005 Posted: 8:36:14PM PST
Dunia berduka cita mendalam. Kita semua berduka karena telah ditinggal oleh pribadi yang amat mencintai perdamaian. Paus Yohanes Paulus II (84) telah mendahului kita dan memberikan berjuta-juta pengalaman tentang bagaimana menjalani hidup sederhana penuh kedamaian.
Sebagai pemimpin besar, Paus berhasil memberikan teladan sebagai pemimpin sebenar-benarnya. Ia adalah pemimpin yang sangat konsisten, dan tidak pernah ada jarak antara ucapan dan tindakan. Paus memberikan didikan kepada kita semua bahwa begitulah sejatinya seorang pemimpin.
Ia harus membawa damai dan berkata benar-benar sesuai dengan ucapan. Paus telah memberikan kritik pedas kepada kita bahwa saat ini banyak pemimpin yang sering tidak sesuai antara ucapan dan tindakan. Paus Yohanes Paulus II (84) adalah pribadi yang setia akan Sabda Tuhan.
Damai adalah kata-kata utama yang selalu keluar dari ucapannya. Ia ingin menyampaikan pesan utama Tuhan di muka bumi ini, yakni membawa damai di tengah riak-riak potensi kehancuran. Hidup keseluruhannya dibaktikan kepada perdamaian.
Tutur katanya lembut. Tetapi dari kelembutan tutur kata itu nampak sekali sikap tegas tanpa kompromi bagi setiap ancaman yang akan menghancurkan perdamaian. Dia mencintai umatnya sama dengan mencintai kehidupan ini.
Oleh karena itu, segala usaha untuk umat manusia ini dia jalani dengan kegembiraan. Kegembiraan bagi Paus menjadi simbol dari sebuah semangat yang luas biasa
untuk selalu menciptakan perdamaian.
Dalam masa-masa sehatnya, dia mendatangi semua benua yang ada di dunia ini. Paus kedua menjadi simbol bagi dunia ini, tanpa pandang agama, dalam rangka memberi inspirasi bagaimana sebuah perdamaian harus diciptakan.
Kita mendapatkan pelajaran dari Paus bahwa perdamaian hanya terjadi bila ada dialog yang sehat antarbangsa, antarsuku, antarras dan antaragama. Konsep seperti inilah yang menjadi orientasi Paus untuk memulihkan martabat dunia yang selalu diancam oleh kekerasan.
Usia lanjut bukan penghalang bagi Paus untuk selalu bercita-cita dan bersemangat mewujudkan perdamaian itu. Dan kita tahu, usaha Paus yang terbesar bagi dunia ini adalah ketika dia terus-menerus setia akan misi dari Tuhan Yesus Kristus yang datang ke bumi ini membawa pesan damai.
Perhatian akan perdamaian bukan hanya dalam retorika, tetapi yang paling penting adalah dipraktikkan dalam tindakan. Semenjak dini rasa damai harus ditanamkan kepada anak-anak dan remaja, karena merekalah generasi yang akan membawa dan meneruskan cita-cita perdamaian generasi sebelumnya.
Perdamaian
Dalam amanat Angelusnya kepada massa yang berkumpul di lapangan St Petrus hari Minggu tengah hari (30/1), Sri Paus berusaha menekankan pentingnya usaha-usaha untuk mendidik anak-anak dan kaum remaja dalam perdamaian.
Beliau bersikeras mengatakan bahwa perdamaian tidak bisa diciptakan dengan improvisasi, tanpa persiapan lebih dahulu. Perdamaian harus diciptakan bukan untuk hari ini saja, melainkan juga yang paling penting adalah di masa depan.
Itulah cita-cita Paus yang harus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menegakkan kebenaran dan perdamaian di muka bumi ini.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|