Tahun Baru Di Ambang Pintu
Oleh: Saumiman Saud
Saturday, Jan. 1, 2005 Posted: 5:49:52PM PST
Setiap detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahun yang kita lewati memberi pertanda bahwa TUHAN hendak mengajarkan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa yang sudah lalu itu tidak perlu terlalu dikenang kembali. TUHAN mengajarkan kepada kita melihat ke arah depan kita, masih banyak tugas yang harus kita kerjakan. Perkara-perkara di depan juga perlu menguras banyak tenaga dan pikiran kita. Bersyukurlah kalau sampai hari ini TUHAN masih memberi kita kesempatan untuk masuk dalam kancah hari-harinya, karena pasti ada rencana besar yang sudah dirancang buat kita. Tahun yang baru kita lewati itu mempunyai warna tersendiri, ada yang melewati dengan penuh warna warni yang indah, dan ia boleh menikmati dengan suka cita yang mendalam dan masih belum terhapus di dalam ingatannya, namun ada juga yang melewati dengan warna gelap dan kelabu, yang artinya ada banyak masalah dan kesulitan serta kegagalan atau malapetaka yang dihadapi, namun bersama TUHAN ia telah membawa kita melewati semua yang penuh tragis itu dengan penuh kemenangan.
Tanpa terasa waktu terus menuntun kita melangkah masuk ke tahun 2005, namun bagi orang percaya kita tidak sendirian.. Melihat hari-hari depan kita yang penuh misteri ini, maka kalau kita hanya mengandalkan kemampuan diri kita sendiri itu berarti kita sedang mencari kesulitan sendiri. Kita tidak mungkin menghadapi hari depan ini tanpa pegangan yang kuat, yakni tuntunan dari tangan TUHAN. Segala sesuatu yang ada di dunia ini termasuk orang-orang yang paling dekat dengan kita tidak dapat menjamin kita untuk melangkah mulus di tahun yang baru ini. Janji manusia yang begitu manis kelihatannya pun ternyata dapat dibatalkan dengan segera, hanya sebab hanya janji TUHAN yang abadi.
Coba kita perhatikan Alkitab kita dalam Lukas 9:62 “Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Kira-kira lima atau enam tahun yang lalu saya pernah berkali-kali membesuk seorang kakek yang sudah berumur 96 tahun, saya masih ingat kalau bertemu dengan beliau maka banyak ia suka sekali bercerita tentang masa lalunya, mulai dari beliau baru pertama kali mendarat di Indonesia dari Tiongkok. Lalu ia bercerita lagi bagaimana sulitnya ia berjuang untuk mendapat sesuap nasi, harus kerja mati- matian, harus banting tulang, kemudian ia mulai usaha kecil-kecilan sampai sekarang boleh menikmati hasil yang gemilang. Lalu dia katakan saat ini ia sudah tua dan tidak berguna lagi, tinggal menunggu mati. Memang masa lalu itu mempunyai pelajaran tersendiri sebagai pengalaman bagi kita, tetapi firman TUHAN mengingatkan kita jangan menoleh ke belakang yang berarti, janganlah terbuai dengan kesenangan atau kesuksesan masa lalu, atau kegagalan masa lalu, sehingga lupa akan sekarang yang nyata di depan mata ini.
Semua orang tentu rindu kalau setiap saat bertambah maju di dalam Dia. Dalam tahun ini banyak hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam dunia ini, dan TUHAN rupanya mengijinkan itu terjadi di dalam hidup kita. Mungkin ini merupakan pelajaran pengalaman pahit kita, ada janji yang manis yang bakal diberikan kepada kita kelak, asalkan kita tetap teguh berpegang pada janji-Nya. Suka-duka yang kita alami di dalam hidup ini ibarat bumbu di dalam hidup ini, sehingga hasilnya adalah kenikmatan hidup, tentunya hidup itu akan lebih bernilai lagi kalau di dalamnya ada TUHAN yang menopang kita sepenuhnya.
Next Page: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
|