Natal Mengukir Harapan Baru
Oleh: Weinata Sairin
Monday, Dec. 27, 2004 Posted: 12:41:05PM PST
Tatkala Natal kudus menjamah-buana
kidung sukacita membahana
menguak sejarah, menjanjikan harapan baru
Kristus Yesus, yang lahir di kekinian sejarah adalah
Allah yang melawat dan membebaskan manusia
dari masa lampau yang sia-sia, dari dosa keterpecahan
perseteruan, kedengkian, penindasan, keserakahan
muliakan nama-Nya
Dialah Juruselamat manusia
kedatangan-Nya membangun kembali
persekutuan yang kukuh, kerendahan hati
hidup yang saling mengampuni
cinta sejati, persaudaraan yang tulus murni.
tatkala Natal syahdu hadir di tengah-tengah sejarah
sebagai bangsa, kita akan terus mewujudkan tekad membara
melanjutkan pembangunan bermakna
demi hari depan ceria rakyat tercinta
Kristus yang lahir di hari Natal
adalah sumber motivasi
bagi pekerjaan akbar bangsa
membangun rumah besar Indonesia dengan fondamen Pancasila
Hari raya keagamaan memiliki makna yang amat dalam bagi spiritualitas manusia. Lepas dari kualitas keberagamaan yang dimiliki seseorang, penampilan seseorang pada hari-hari raya keagamaan memanifestasikan secara amat jelas tingkat spiritualitas seseorang.
Dalam konteks kekristenan, perayaan Natal merupakan hari raya yang amat populer dibanding dengan hari raya gerejawi lainnya. Hari raya Paskah, Pentakosta, Kenaikan Yesus Kristus masih belum sebanding tingkat kesemarakannya dibandingkan dengan perayaan Natal.
Dalam beberapa tahun terakhir, Natal bahkan tidak lagi menjadi perayaan yang eksklusif kristiani, tetapi telah berubah menjadi sebuah hari raya keagamaan yang inklusif, yang dirayakan oleh masyarakat luas. Masyarakat majemuk Indonesia dari berbagai latar belakang agama tidak lagi mengalami kecanggungan untuk mengucapkan ¡®Selamat Natal¡¯ kepada umat kristiani, dalam berbagai bentuk. Kata kunci yang amat penting dalam peristiwa Natal adalah perdamaian dan pengharapan.
Yesus berfirman: ¡±Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah ¡± (Matius 5:9a). Yesus menyebut berbahagia orang yang membawa damai; orang yang membawa damai akan disebut anak-anak Allah.
Orang yang membawa damai adalah orang yang tak kenal lelah dalam mengupayakan agar perdamaian terwujud. Di tengah suasana permusuhan, pertentangan, dan kekerasan, peran orang yang membawa damai menjadi amat signifikan dan merupakan sebuah keharusan.
Dalam perspektif Kristen, kata damai mengacu pada istilah syalom, salam, yang maknanya lebih luas dari perdamaian, juga mencakup kesehatan, kesejahteraan, kemakmuran, kebahagiaan, kasih, kesetiaan, keadilan, kebaikan. Alkitab menghubungkan syalom dengan ¡±Raja Syalom¡± yang akan datang, yang pemerintahannya didasarkan pada keadilan dan kebenaran dan mencakup berbagai bangsa di dunia. Syalom yang disebut dalam Alkitab telah digenapi dalamYesus Kristus.
Natal harus mendorong umat Kristen untuk makin mempertajam penglihatan, sehingga mampu menangkap dengan tepat potret kekinian dunia. Pengangguran, kriminalitas, kekurangan gizi, anak-anak putus sekolah, ketidakadilan, kelaparan, pelanggaran HAM, dan berbagai permasalahan lainnya telah menjadi bagian akrab dari keseharian kita. Natal yang membawa syalom melalui kelahiran Yesus Kristus harus memberi inspirasi dan motivasi bagi gereja dan umat Kristen untuk memainkan peran signifikan di tengah-tengah perubahan yang sedang terjadi, di tengah-tengah berbagai persoalan yang mendera kehidupan bangsa. Gereja dan umat Kristen dalam konteks perdamaian yang didatangkan oleh Yesus Kristus harus mampu berperan sebagai mediator, rekonsiliator, duta dan juru damai di tengah-tengah dunia yang dilanda konflik dan kebinasaan. Mereka harus mampu menjadi solusi bagi konflik, bukan sebaliknya menjadi faktor penyulut konflik.
Next Page: 1 | 2 |
|