Pernyataan Konferensi Orientasi dan Rekomendasi " dari BISCOM V di Bali
Dialog Antaragama sebagai Komunikasi
Saturday, Dec. 11, 2004 Posted: 4:41:42PM PST
Berikut ini adalah Teks lengkap dari Pernyataan Konferensi " Orientasi dan Rekomendasi " dari BISCOM V di Bali, yang diadakan pada 22-27 November:
Fifth Bishops' Institute for Social Communication (BISCOM V) FABC-OSC
"Dialog Antaragama sebagai Komunikasi"
Bali, Indonesia, 22-27 November 2004
Orientasi dan Rekomendasi
Kami, 70 peserta BISCOM V dari 21 negara yang terdiri atas para uskup, teolog, pakar media, dan animator komunikasi yang terlibat dalam "Dialog Antaragama sebagai Komunikasi" bertemu di Bali, Indonesia, 22-27 November 2004. Kami bertemu untuk mempelajari dan membahas dimensi komunikasi sosial dari Dialog Antaragama. Kami saling bertukar pengalaman tentang Dialog Antaragama di negara-negara kami yang berbeda-beda di Asia. Kami mendengarkan fakta-fakta (yang diungkapkan) tentang ledakan komunikasi dan berbagai kemungkinan yang tak terukur yang ditawarkannya, sekaligus resikonya. Kami kemudian memperteguh keputusan untuk menciptakan "budaya dialog" dengan mengupayakan kebebasan, keadilan, dan perdamaian dalam masyarakat kami melalui karya kami di bidang komunikasi.
Yang selalu menjadi teladan kami adalah Yesus Kristus, "Komunikator Sempurna" (Communio et Progressio, 11). Yesus Kristus juga selalu menjadi model kami untuk dialog di semua jenjang. Sadar dan tahu bahwa Allah itu Bapa bagi semua orang dan kita semua adalah saudara, dan bahwa "Komunikasi adalah jantung Gereja," kami melihat komunikasi itu penting demi pengembangan Dialog Antaragama yang efektif di segala jenjang Gereja. Bagi kami, Dialog Antaragama merupakan bentuk nyata kegiatan mengkomunikasikan iman.
Nostra Aetate dari Konsili Vatikan Kedua memberi landasan teologis bagi karya kami dalam meningkatkan Dialog Antaragama: "Sebab semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia mendiami seluruh muka bumi. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya meliputi semua orang, sampai para terpilih dipersatukan dalam Kota Suci, yang akan diterangi oleh kemuliaan Allah; di sana bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahaya-Nya." (1)
Banyaknya konflik dan ketegangan di Asia semakin mendesak kami untuk meningkatkan pemahaman bahwa Komunikasi adalah untuk menyebarluaskankan nilai-nilai, dan Dialog Antaragama adalah untuk meningkatkan perdamaian dan kerukunan.
ORIENTASI-ORIENTASI
1. Asia adalah tempat kelahiran banyak agama dunia. Orang-orang Asia melakukan pencarian tanpa kenal lelah akan Allah. Fakta ini merupakan titik tolak bersama untuk Komunikasi dan Dialog Antaragama. Komunikasi yang tepat dalam Dialog Antaragama bisa saling memperkaya dan memberi kesempatan untuk memperkaya spiritualitas dan iman peserta.
2. Dengan mengakar kuat pada iman Kristen kami dan sadar akan panggilan kami untuk menghayati nilai-nilai cinta Allah dan sesama, kami terlibat dalam suatu pertemuan spiritual dengan umat dari agama-agama lain. Pertama-tama dengan bersikap terbuka dan hormat terhadap umat dari agama-agama lain. Kami juga harus menambah pengetahuan kami tentang agama-agama lain, dan menjadi lebih peka terhadap pengalaman religius umat beragama.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
Yunita Tjokrodinata
|