Proyek Pengumpulan Dana dari Rasul Paulus
Tuesday, Nov. 16, 2004 Posted: 6:43:03PM PST
Kemiskinan adalah masalah yang selalu dihadapi gereja di sepanjang sejarah. Masalah kemiskinan bukanlah sesuatu yang hanya dihadapi oleh gereja-gereja Indonesia sekarang ini, terlebih karena krisis ekonomi yang berkepanjangan, melainkan juga dialami oleh gereja mula - mula di Perjanjian Baru. Dengan keprihatinan terhadap penderitaan kemiskinan sesama umat Tuhan, tulisan ini mencoba untuk menggali bagaimana Rasul Paulus pada waktu itu di tengah pelayanannya juga sibuk berkampanye mengumpulkan dana untuk menolong orang-orang miskin. Berkaitan dengan ini akan dibahas arti solidaritas persaudaraan sebagai sesama anggota tubuh ˇ©Kristus.
Di samping itu, akan menjadi bahasan juga bagaimana sikap yang benar dalam memberi secara kristiani dan kaitannya dengan prinsip keseimbangan. Memberi pertolongan adalah penting, tetapi bagaimana sikap memberi juga tidak kalah pentingnya. Untuk itu, tulisan ini akan dibagi dalam tiga bagian yang berturut-turut membahas latar belakang, tujuan, dan sifat proyek pengumpulan dana Paulus.
Pengumpulan dana untuk jemaat di Yerusalem merupakan aktivitas pelayanan yang penting bagi Rasul Paulus dan jemaat-jemaatnya yang non-Yahudi. Ini terbukti dengan banyaknya data yang kita temui dalam surat-surat Paulus berkaitan dengan proyek pengumpulan dana itu
Sehubungan dengan itu muncul pertanyaan: Apakah yang mendorong Paulus untuk melaksanakan proyek pengumpulkan dana bagi orang miskin di Gereja Yerusalem? Cara yang tepat untuk menemukan jawabannya adalah membaca perkataan Paulus sendiri dalam suratnya kepada Jemaat Galatia, khususnya Galatia 2:10. Di ayat ini kita menemukan bahwa ketika Paulus bersidang dengan para rasul yang lain di Yerusalem dia setuju untuk mengingat orang-orang miskin, suatu aspek pelayanan yang memang sungguh-sungguh dilakukannya. Dalam sidang itu juga Paulus ditetapkan menjadi rasul bagi orang-orang yang tidak bersunat (orang-orang bukan Yahudi), sedangkan Petrus bagi orang-orang yang bersunat (orang-orang Yahudi, Gal. 2:7,9). Selanjutnya Paulus mulai melaksanakan kampanye pengumpulan dana ini dengan serius. Suatu pelayanan yang meminta waktu cukup lama dan melibatkan wilayah yang luas: Galatia, Makeˇ©donia, dan Akhaia (1Kor. 16:1; 2Kor. 9:1-5).
Proyek pengumpulan dana ini bukanlah suatu bukti inferioritas Paulus dari kepemimpinan rasuli di Yerusalem sebagaimana beberapa orang mungkin melihatnya demikian. Asumsi yang demikian mungkin saja ada di pandangan lawan-lawan Paulus di Galatia seˇ©hingga akibatnya mereka menyerang Paulus. Ini berarti bahwa proyek pengumpulan dana ini mungkin saja telah menjadi suatu sumber kesulitan tersendiri bagi Paulus (Hutardo, 1979: 47,46-62).
Akan tetapi, bahwa Paulus menerima tangungjawab untuk meˇ©nolong orang miskin dengan rela sebab pelayanan demikian adalah sesuatu yang sunguh-sungguh memang dilakukannya (Gal. 2:10). Hal ini bermakna bahwa Paulus tidak melihat tanggung jawab pengumpulan dana ini sebagai sesuatu yang dibebankan kepadanya.
Paulus tidak melihat proyek pengumpulan dana itu sebagai sesuatu yang dibebankan kepadanya dan bukan pula dia melihat dirinya inferior dibandingkan dengan para rasul lain di Yerusalem. Paulus tidaklah melihat dirinya lebih rendah dari para rasul di Yerusalem. Justru Paulus menyadari dan bangga akan kebebasannya sebagai rasul Kristus kepada orang-orang non Yahudi. Melalui proyek pengumpulan dana ini dia mau menunjukkan kesatuan jemaat antara Yahudi dan bukan Yahudi.
Next Page: 1 | 2 |
Batara Sihombing
(LAI)
|