Theo Fransisco Toemion
Saturday, Aug. 14, 2004 Posted: 10:56:10AM PST
Pada Juni 2001, Theo diangkat menjadi ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2001-2004. Theo dipilih karena keahlian dan pengalamannya dibutuhkan untuk menarik investasi masuk ke Indonesia. Theo sendiri menganggapnya tantangan, apalagi ia telah banyak menimba pengalaman di berbagai investment house di dalam maupun luar negeri. “Asal negara ini bisa keluar dari krisis, itu suatu kebanggaan bagi saya,” katanya. Theo mengakui, kembali ke swasta akan jauh lebih menguntungkan baginya. “Tetapi saat ini saya diberi kepercayaan di pemerintahan, I’ll do the best, God do the rest,” ia menambahkan.
Terjunnya Theo di dunia pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pemilik suara bariton itu semula berangan-angan menjadi pastor paroki di desa terpencil, yang hanya bisa dikunjungi umat dengan berkuda, tapi urung karena dikeluarkan dari Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari tujuh bersaudara itu rupanya mengikuti jejak ayah dan pamannya yang pernah masuk seminari namun gagal jadi pastor. “Saya memikul harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah saya selalu bagus,” kenangnya, “Ibu sedih sekali ketika saya keluar.” Pastor pembimbing mengatakan Theo akan lebih sukses hidup di luar biara. Ia mendaftar bekerja di BI cabang Surabaya dan diterima. Beberapa tahun kemudian, ia bertugas di Inggris. Di sanalah ia bertemu Sandra Pinkan Adriana Lolong, istrinya sekarang ini.
Beberapa waktu lalu, ia berhasil diwawancarai, sosok yang gemar berkebun di waktu senggang itu. Di rumahnya yang asri dan artistik di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pria kelahiran Manado 21 September 1956 ini menerima Emanuel Dapa Loka dan Robby Repi dengan hangat. Berikut petikannya yang dilengkapi dengan berbagai sumber lainnya:
Anda sangat sukses sebagai pemain dan pengamat valas. Mengapa memilih menerima tugas sebagai ketua BKPM?
Awalnya tidak serta merta saya terima. Butuh dua bulan untuk memutuskannya. Saat itu kehidupan keluarga kami sudah mapan. Lalu apalagi yang saya cari? “Mungkin itu jalan hidup yang ditunjukkan Tuhan pada kamu,” kata istri saya memotivasi saya menerima tawaran itu. Istri saya biasanya punya intuisi yang kuat. Sejak semula ia yang terus mendoakan saya.
Selain itu juga kondisi Indonesia masih terpuruk, jadi tugas ini sangat menantang sekaligus berat.
Bisa anda gambarkan kondisi Indonesia saat itu?
Saat itu terjadi capital flight puluhan milyar dolar AS dari Indonesia. Namun demikian, sudah ada keinginan yang cukup kuat dari para investor lokal untuk mengembalikan modalnya ke dalam negeri. Modal yang ada di luar home sick untuk kembali. Tentu saja, kembali tidaknya modal itu juga sangat tergantung pada kondisi keamanan dan politik dalam negeri. Saat itu kita hanya bisa berharap dan berdoa agar kondisi relatif aman dan stabil.
Bagaimana situasi internal BKPM ketika Anda masuk?
Memprihatinkan. Pegawainya mengalami demoralize yang hebat. Gedung BKPM pun terlantar. Bayangkan, sebagian karpet di gedung BKPM sejak tahun 1977 belum diganti. Kusam sekali. Fasilitas yang ada sungguh tidak memadai. Dulu lembaga ini antara ada dan tiada.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|