Para Uskup Kemukakan Masalah Antar Agama Kepada Menteri Agama
Monday, Nov. 8, 2004 Posted: 9:30:26PM PST
JAKARTA -- Para uskup di tanah air menginformasikan kepada Menteri Agama Mohammad Maftuh Basyuni tentang hubungan antaragama di keuskupan mereka masing-masing dan meminta dia memperhatikan masalah-masalah itu.
Basyuni bertemu para uskup pada acara dialog di sela pertemuan enam bulanan para uskup, 1-11 November.
Dirjen Bimas Katolik dari Departemen Agama RI mendampingi Basyuni menuju kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta. Julius Kardinal Darmaatmadja SJ dari Jakarta, Ketua KWI, memandu dialog selama 90 menit itu.
"Saya datang untuk memperkenalkan diri sebagai menteri baru yang sekurang-kurangnya dapat dikenal dan pada akhirnya dapat bekerjasama," kata Basyuni kepada para uskup. Ia diambil sumpah bersama para menteri lain pada 20 Oktober, saat Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat sebagai presiden pertama yang dipilih secara langsung.
Menyinggung soal Forum Antarumat Beragama di Jakarta sebagai contoh, Basyuni meminta para uskup untuk mendukung forum-forum serupa di daerah mereka masing-masing. "Forum antaragama perlu dibentuk di daerah-daerah untuk menghindari diskriminasi berbagai agama," katanya, seraya menambahkan, semua agama di ibukota terwakili dalam Forum Antarumat Beragama di Jakarta.
Uskup Purwokerto Mgr Julianus Sunarka SJ mengatakan kepada Basyuni bahwa hubungan antarumat beragama di Keuskupan Purwokerto, Jawa Tengah, terjalin baik berkat forum antarumat beragama di sana. Menurut dia, forum tersebut mengadakan pertemuan setiap bulan untuk membahas masalah seputar iman. Bahkan forum itu mengubah namanya menjadi Forum Persaudaraan Antariman, katanya, untuk memasukkan aliran kebatinan Jawa, yang tidak diakui pemerintah sebagai sebuah agama.
Lewat forum itu, lanjut Uskup Sunarka, berbagai agama mengadakan karya kemanusiaan bersama seperti membantu para korban banjir dan gunung meletus, serta membantu para janda, anak yatim-piatu, dan orang miskin.
Semangat kerjasama yang sama dilaporkan oleh Uskup Agung Samarinda Mgr Sului Florentinus Ajaan Hau MSF. Ia memuji forum setempat di Kalimantan Timur karena mencegah pertikaian komunal antara komunitas Dayak setempat dan komunitas imigran asal Madura. Pertikaian antara kedua kelompok itu terjadi di Kalimantan Barat pada pertengahan kedua tahun 1990-an dan di Kalimantan Tengah tahun 2001.
Namun, uskup agung mengakui bahwa hubungan harmonis belum terjalin antar-masyarakat akar rumput. Ia berharap, Departemen Agama RI akan meningkatkan kerukunan di kalangan masyarakat akar rumput.
"Kami berharap, Menteri Agama dan jajarannya bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini dan menunjukkan sikap bahwa pluralisme hidup beragama ada di negara kita," kata prelatus itu. Keuskupan Agung Medan meliputi utara Sumatera, pulau di Indonesia bagian barat.
Uskup Timika Mgr Philip Saklil mendesak Menteri Agama agar mengunjungi berbagai daerah untuk melihat situasi secara langsung. "Ini bisa membantu Menteri Agama menyusun program yang bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat setempat, karena banyak keputusan pemerintah pusat tidak menjawab kebutuhan masyarakat," kata uskup.
Next Page: 1 | 2 |
|