Umat Katolik Bisa Membawa Kitab Suci Ke mana Pun Berkat Karya Protestan
Wednesday, Oct. 13, 2004 Posted: 2:28:20PM PST
YOGYAKARTA, -- Kaum muda Katolik merasa bahwa "Kitab Suci supermini" yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) milik Protestan itu menarik dan membantu mereka.
"Saya senang sekali bisa memiliki Kitab Suci kecil ini. Sejak saya memilikinya, saya kerap membawanya ke sekolah. Banyak teman saya, baik Protestan maupun Katolik, ingin melihatnya," kata Valentina Desy Putri, 12, seorang siswi kelas enam di SD Negeri Mancasan, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Juga berbicara dengan UCA News di Yogyakarta, Laurentia Dian Anggraeni, 16, seorang siswi kelas dua di SMU Negeri 1 Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa memiliki Kitab Suci supermini itu meneguhkan imannya. "Ke mana pun saya pergi, Kitab Suci ini selalu saya bawa. Kalau membawa Kitab Suci ini, hati saya merasa tenang, seperti didampingi Yesus sendiri," lanjutnya.
Kitab Suci supermini itu berukuran hanya 4x6 centimeter. LAI pertama kali menerbitkan Kitab Suci supermini tahun 1997 setelah mengamati bahwa kaum muda enggan membawa Kitab Suci berukuran besar ke gereja, jelas Budi Fajar Kadarmanto, Kepala Departemen Komunikasi LAI.
Kitab Suci, yang dicetak dalam Bahasa Indonesia, itu bisa dimasukkan ke dalam saku baju atau celana, kata Kadarmanto kepada UCA News. "Untuk membaca Kitab Suci ini, kami menyediakan sebuah lup," lanjutnya.
Kadarmanto mengatakan, Kitab Suci itu juga cocok untuk orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan jauh. Kitab Suci supermini dijual sebagai suvenir untuk perayaan-perayaan Gereja dan perkawinan. Kitab Suci supermini juga bisa dijual dengan harga murah, jelasnya, karena proses produksinya tidak hanya membutuhkan sedikit kertas, tapi juga sedikit uang.
LAI menjual Kitab Suci supermini bersampul plastik seharga Rp 5.000, dan Kitab Suci bersampul kulit imitasi seharga Rp 13.000.
Setelah melihat Kitab Suci sepermini untuk pertama kalinya, Thomas Maria Indra, 23, mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas Atmajaya di Yogyakarta, mengatakan kepada UCA News, ia tidak pernah melihat Kitab Suci sekecil itu. "Sungguh menarik. Menurut saya, ini sangat menarik juga untuk kaum muda seusia saya."
Seorang Katolik lain dari universitas yang sama, Vincentius David Sony, 21, sependapat. "Barangkali karena bentuknya yang kecil dan praktis itulah saya yakin banyak anak muda berminat untuk memiliki dan menunjukkannya kepada teman-teman yang lain," katanya.
Menurut LAI, LAI telah menjual atau mendistribusikan 200.000 dari 240.000 Kitab Suci supermini yang diterbitkannya. LAI memberikan Kitab Suci supermini secara cuma-cuma kepada berbagai lembaga kerasulan Kitab Suci Katolik, yang telah mempopulerkannya.
Bulan September, yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sebagai Bulan Kitab Suci Nasional, sejumlah lembaga kerasulan Kitab Suci Katolik mengadakan kegiatan untuk merangsang umat Katolik membaca Kitab Suci.
Penerbit Kanisius yang dikelola Serikat Yesus di Yogyakarta mengadakan pameran 53 lukisan yang diambil dari kisah-kisah dalam Kitab Suci. Lukisan-lukisan itu dilukis oleh anak-anak usia sekolah dasar. Penerbit Kanisius memberi setiap anak yang mengikuti "festival" menggambar kisah-kisah dalam Kitab Suci itu sebuah Kitab Suci supermini.
Next Page: 1 | 2 |
|