Perayaan HUT ke-70 GMIM Bersinode
Saturday, Oct. 2, 2004 Posted: 11:43:45PM PST
Manado -- Diperkirakan seratus ribu umat GMIM yang datang dari 805 jemaat yang tersebar di 90 wilayah gereja se Minahasa, Manado, dan Bitung, Kamis (30/9) kemarin tupa ruah di Stadion Maesa Tondano dalam sebuah ibadah agung puncak perayaan HUT ke-70 GMIM Bersinode.
Stadion kebanggaan Minahasa berkapasitas tempat duduk 40 ribu orang itu, tak mampu menampung jemaat yang memadati tribun dan lapangannya. Jemaat pun meluber sampai di luar stadion. Kondisi demikian mulai menggambarkan, GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa) merupakan organisasi gereja besar di Indonesia, mengimbangi HKBP, gereja adat milik Batak.
Walaupun berjubel, namun kurang lebih 100 ribu anggota jemaat yang memadati stadion Maesa, tampak khusuk mengikuti dan mendengarkan khotbah dan renungan yang dibawakan langsung oleh Pdt DR AF Parengkuan, pemimpin oraganisasi gereja terbesar di Indonesia itu.
Pdt Parengkuan, sebagai Ketua Sinode GMIM, dalam pembacaan Firman Tuhan-nya yang diambil dalam Yesaya 60:1 dan Matius 5:16, mengingatkan warga GMIM untuk berlaku seperti seorang ibu yang memperhatikan anak-anaknya. "GMIM laksana seorang ibu yang cantik. Seorang ibu tugasnya tidak hanya bersolek namun juga memperhatikan anak-anaknya supaya menjadi manusia-manusia yang beriman dan bermoral dan mampu berdiri teguh tanpa goyah di tengah berbagai pencobaan," kata Pendeta yang sudah hampir 5 tahun memimpin GMIM di tengah berbagai ancaman kerusuhan dari daerah-daerah tetangga Poso (Sulteng), Maluku Utara, dan Ambon.
Di mana selama kurang lebih lima tahun itu, GMIM sebagai organisasi keagamaan terbesar di Sulawesi Utara, dibawah pimpinan Pdt Parengkuan, mampu menghindarkan daerah ini dari pertentangan bernuansa SARA.
Sementara kembali pada khotbahnya, Ketua Sinode sempat memberikan juga pesan firman bagi para anggota legislatif yang baru terpilih dan telah dilantik. Pdt Parengkuan beharap, mereka bisa menjadi berkat, menjadi terang, dan memancarkan fungsi kenabiannya, bukan malah mementingkan kepentingan pribadi.
Acara tahunan yang dihadiri tokoh-tokoh lintas agama Sulut, tamu-tamu dari Korea dan Amerika, Bupati/Walikota se-Sulut itu, dimeriahkan juga dengan penampilan drumb band, musik bambu massal, paduan suara massal serta tari-tarian yang mengiringi jalannya ibadah.
Pada kesempatan itu, Ketua Sinode mengutus anggota-anggota legislatif dari GMIM untuk bertugas di DPR serta melakukan penandatangan partnership dengan Reformed Church In America dan Presbiterian Church Korea. Selain itu pula diluncurkan sebuah buku yang berjudul Menggali Harta Terpendam sebagai peringatan 70 tahun GMIM Bersinode.
Gubernur Sulut Drs Adolf Sondakh sendiri dalam sambutannya, mengingatkan jemaat untuk tidak masuk pada budaya kematian mengingat tantangan dunia yang lebih meningkat.
Sementara Ketua Umum Panitia Drs Vreeke Runtu juga dalam sambutannya mengatakan, perayaan HUT GMIM Bersinode kali ini terbilang fantasitis karena selain jemaat yang membludak, perhatian semua pihak juga sangat tinggi. Menurut Runtu, sisa hasil kerja panitia kali ini akan diserahkan kepada BPS (Badan Pekerja Sinode) untuk memajukan GMIM tak hanya dari sisi kuantitas tapi juga kualitasnya.
Next Page: 1 | 2 |
|