Kardinal Julius: Marilah Menyaudarai Umat Beragama Lain
"Tidak semua orang Islam atau Kristen itu buruk. Masih banyak yang bisa bekerja sama dan bersaudara. Tidak benar bila kita berpendapat bahwa umat Islam memusuhi orang Katolik"
Tuesday, Jun. 28, 2005 Posted: 11:37:02AM PST
Menjalin persaudaraan antar umat beragama dapat diwujud-nyatakan dalam hidup sehari-hari bila kita mau melepaskan diri dari kecenderungan untuk melakukan labelisasi dan generalisasi terhadap umat beragama lain. Hal itu diungkapkan Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ di Manila ketika bertatap muka dengan umat katolik Indonesia di Metro Manila, Filipina, Minggu, 26 Juni 2005, situs berita KWI, Mirifica, melaporkan.
"Hendaknya kita semua mau menyaudarai umat beragama apapun dan dimanapun sebisa mungkin dan sebaik mungkin", kata Kardinal yang berada di Manila dalam rangka memberikan penghormatan terakhir dan menghadiri upacara pemakaman Kardinal Jaime Sin yang meninggal dunia tanggal 21 Juni lalu.
Ia mengakui bahwa tidak sedikit umat Katolik yang memiliki prasangka-prasangka buruk dan generalisasi terhadap umat beragama lain yang mungkin berasal dari pengalaman buruk ketika mereka berelasi dengan masyarakat. Namun hendaknya perlu diingat bahwa tidak tepatlah apabila kita memberi generalisasi dan labelisasi terhadap agama lain hanya berdasarkan pengalaman buruk itu.
"Tidak semua orang Islam atau Kristen itu buruk. Masih banyak yang bisa bekerja sama dan bersaudara. Tidak benar bila kita berpendapat bahwa umat Islam memusuhi orang Katolik", kata Kardinal Julius.
Para pemimpin agama di Indonesia, menurut Kardinal, sudah saling sepakat untuk saling berdialog dan bekerjasama sebagai gerakan moral untuk membangun bangsa ini. Hanya saja, tambahnya, dialog ini haruslah tahap demi tahap dan dibangun atas dasar saling percaya satu sama lain. Masing-masing pemimpin agama diharapkan dapat berkomunikasi dengan segenap umatnya untuk bisa menghidupkan habitus dialog antar umat beragama.
Menanggapi soal gerakan fundamentalisme, Kardinal mengatakan bahwa dirinya sendiri selalu berusaha berbicara dan menenangkan umat Katolik "garis keras" untuk lebih mengedepankan pola berdialog antar umat beragama. Menurutnya, para pemimpin beragama sudah sepakat untuk berdialog dengan umat mereka yang termasuk golongan fundamentalis.
"Saya tentunya tidak bisa begitu saja datang dan berdialog dengan kelompok garis Islam keras misalnya. Nanti bisa jadi yang terjadi bukanlah dialog, tetapi malah saling diam" kata Kardinal.
Dalam pertemuan yang dihadiri banyak imam, biarawan/biarawati serta mahasiswa serta keluarga katolik Indonesia yang tinggal di Manila ini, Kardinal secara gamblang juga menjelaskan beberapa hal nyata yang sudah dibuat Gereja Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dan persaudaraan nyata antar umat beragama.
Khususnya dalam membantu korban bencana Aceh, Kardinal bersama para pemimpin agama lain telah mengunjungi Aceh dan berkomunikasi dengan warga Aceh serta melihat proses pembangunan kembali dimana pihak Gereja Katolik juga banyak berpartisipasi.
Eva N.
|