Tata Gereja GMIM Direncanakan Lebih Sederhana
Wednesday, May. 4, 2005 Posted: 12:38:10PM PST
Tata Gereja GMIM yang baru akan dibuat lebih sederhana, padat dan berisi. Hal ini diungkapkan Pdt Dr Joseph M Saruan MTh, Wakil Ketua Sinode GMIM Bidang Ajaran, Ibadah dan Tata Gereja (AIT), kepada harian Komentar Senin, 2 Mei.
"Dan di dalamnya tidak lagi berisi terlalu banyak materi yang bersifat praktik dan terlalu banyak yang diatur. Karena Tata Gereja sebenarnya lebih mengatur hal-hal yang pokok atau mendasar saja," kata Saruan
Menurut Saruan, dalam materi Tata Gereja 1999 terlalu banyak hal yang diatur, dan terkesan ruwet.
"Nantinya, hal-hal yang bersifat mendetail yang perlu diatur, hanya akan dibuat keputusan BPS (Badan Pekerja Sinode)," kata Saruan. Ia menambahkan bidang AIT kini tengah mempersiapkan semua yang terkait dengan persiapan revisi dan relevansi Tata Gereja dan diharapkan selesai tahun 2006.
Pernyataan Saruan juga didukung Ketua Sinode GMIM Pdt Dr AO Supit. Menurut Supit, karena terlalu banyak hal yang diatur dalam Tata Gereja, sehingga banyak persoalan timbul di lingkungan jemaat. "Misalnya soal umur dan batasan-batasan nanti akan diatur dengan keputusan BPS saja," ujar Supit.
Keduanya juga setuju untuk mendatangkan pakar teologi dan hukum, agar tata gereja dapat menjawab kebutuhan jemaat.
Mereka juga berencana mengundang pakar-pakar yang dinilai punya kemampuan dalam bidang Tata Gereja dan hukum, antara lain Pdt Dr Eka Dharmaputra, Pdt Dr Soelarso Sopater dan Prof Dr J Sahetapy untuk memberikan arahan dan masukan terhadap isi tata gereja.
"Yang penting di sini adalah filosofi dari tata gereja itu sendiri," ujar Saruan.
Eva N.
|