Surat Wasiat Paus Yohanes Paulus II
Monday, Apr. 11, 2005 Posted: 11:06:11AM PST
Berikut ini adalah naskah lengkap surat wasiat Paus Yohanes Paulus II, yang ia tulis dalam beberapa fase sejak 1979. Aslinya ditulis dalam Bahasa Polandia, kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Italia, dokumen ini diperoleh dari situs berita KWI, Mirifica.
Surat wasiat ini mempunyai 15 halaman, dan ditulis dalam bahasa Polandia. Edisi yang dibaca oleh para kardinal dalam rapat pertama mereka pada hari Rabu, 6 April, adalah terjemahan tidak resmi dalam bahasa Italia, tetapi naskah ini akan diterbitkan dalam berbagai bahasa nantinya. Surat wasiat tidak mengindikasikan pengganti Paus.
Testamen 6/3/1979 (dan tambahannya kemudian)
Totus Tuus ego sum (Seluruh Diriku Untuk-Mu)
Dalam Nama Tritunggal Yang Maha Kudus. Amin.
[Bagian Pertama]—“Berjagalah, karena kamu tidak tahu kapan Tuhanmu akan datang “ (Mt. 24:42)—kata-kata ini mengingatkan saya akan panggilan terakhir, yang akan datang pada saat yang dikehendaki Tuhan. Aku ingin mengikuti-Nya dan ingin agar semua yang mengambil bagian dalam hidupku di dunia ini menyiapkan saya untuk saat-saat itu.
Saya tidak tahu kapan saat itu akan datang, tapi sebagaimana dalam semua hal, juga saat itu saya menyerahkannya dalam tangan Bunda Tuhanku: Totus Tuus (Semuanya Milik-Mu).
Ke dalam tangan keibuan yang sama kuserahkan semua, dan semua orang yang bertautan dengan hidup dan panggilanku. Ke dalam tangan itu kuserahkan lebih-lebih Gereja dan juga Bangsaku dan seluruh umat manusia. Saya berterima kasih kepada semua orang. Kepada semua orang saya mohon maaf. Juga saya minta doa, agar Belaskasih Allah tampak lebih besar dari kelemahan dan ketidak-pantasanku.
Dalam retret saya membaca kembali wasiat Bapa Suci Paulus VI. Bacaan itu telah mendorong saya untuk menulis surat wasiat ini.
Saya tidak menginggalkan barang milik apapun yang perlu diserahkan. Adapun barang keperluan sehari-hari yang saya gunakan, saya minta dibagikan sejauh dipandang tepat. Catatan-catatan pribadi hendaknya dibakar. Saya minta agar Don Stanislaw mengawasi hal ini, yang kepadanya saya berterima kasih atas kerjasama dan bantuan yang begitu lama dan begitu menyeluruh. Sedangkan terimakasihku kepada orang-orang yang lain saya simpan dalam hati di hadirat Tuhan sendiri, karena sukarlah untuk mengungkapkannya.
Adapun mengenai pemakamanku, saya mengulangi disposisi yang diberikan Bapa Suci Paulus VI [di sini ada catatan pinggir: makam di tanah, tidak di dalam peti batu (sarcophagus) 13/3/92).
"apud Dominum misericordia et copiosa apud Eum redemptio" Giovanni Paolo pp. II
[Pada Tuhanlah ada belaskasih dan pada-Nya lah keselamatan yang melimpah”]
Paus Yohanes Paulus II
[Bagian Kedua]—Roma, 6/3/1979
Setelah kematianku aku mohon dirayakan Misa dan didoakan.
5/3/1990.
[Bagian Ketiga]—[Lembaran tanpa tanggal]
Aku percaya sedalam-dalamnya bahwa kendati segala kelemahanku, Tuhan akan memberikan kepadaku semua rahmat yang diperlukan untuk menghadapi, menurut kehendak-Nya, tugas apapun, cobaan dan derita yang akan dituntut dari hamba-Nya, dalam perjalanan hidup. Saya juga percaya Tuhan tidak pernah akan membiarkan diriku—lewat sikap-sikapku: kata-kata, perbuatan, dan kelalaian—mengkhianati kewajiban-kewajibanku dalam Tahta Suci St. Petrus ini.
Next Page: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Sandra Pasaribu
|