GPKB : Awal Berdirinya Gereja Batak di Jakarta
Pernah Selama 10 Tahun Tidak Punya Pendeta Tetap
Friday, Mar. 18, 2005 Posted: 9:38:43PM PST
Bagi masyarakat tanah Batak yang memeluk agama kristiani, saat merantau ke Jakarta pasti gereja yang dicari adalah gereja HKBP. Bisa dimakhlumi karena di tanah asalnya, HKBP sangat terkenal bagi para jemaatnya bahkan HKBP sendiri adalah gereja yang memiliki jemaat terbesar di Asia Tenggara. Tapi tidak banyak komunitas Batak yang tahu kalau gereja Batak yang berdiri di Jakarta pada awalnya adalah Gereja Punguan Kristen Batak ( GPKB ).
Gereja yang mulai mendirikan jemaatnya pada tahun 1928 ini, awalnya dibentuk oleh sekelompok anak muda perantauan dari Sumatra Utara yang bermaksud hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Saat ingin mencari gereja Batak disana, mereka tidak menemukannya. Karena didorong adanya kehausan rohani untuk beribadah, akhirnya mereka membentuk suatu persekutuan kecil yang terdiri dari pemuda-pemuda Batak. Persekutuan yang tadinya cuma sedikit ini, jumlah pengikutnya bertambah banyak dan besar. Akhirnya diputuskan untuk dibangun suatu gereja di Jalan HOS Cokroaminoto Jakarta Pusat.
GPKB hingga sekarang tetap berdiri, dan sudah memiliki 40 gereja di beberapa cabang daerah, 7 gereja diantaranya ada di Jakarta. GPKB sendiri sudah diakui Pemerintah dan terdaftar di Departemen Agama.
Demikian cerita salah satu gembala jemaat GPKB, Pdt. DR.AP Situmorang, MBA yang juga menjabat sebagai wakil Ephorus Sinode GPKB, kepada Kristiani Pos baru-baru ini dalam kunjungan ke gereja yang beraliran Lutheran ini. Pdt Situmorang menegaskan, “ HKBP mulai masuk dan berdiri di Jakarta setelah kehadiran gereja GPKB terlebih dahulu sebagai gereja komunitas Kristen Batak.”
Sejak awal berdirinya gereja ini, banyak kendala yang ditemui. Salah satunya adalah belum adanya pendeta tetap yang memimpin misa saat kebaktian. Keadaan itu berlangsung hampir 10 tahun lebih, sejak tahun 1929 . Ibu Tiwema Tobing, pembantu Ephorus GPKB dari Departemen Kewanitaan menambahkan, “ dahulu semua pendeta kami ambil dari gereja-gereja lain. Salah seorang pendeta dari gereja Methodis pernah menjadi pendeta pertama yang memimpin kebaktian di GPKB. Ada juga bantuan pendeta dari Gereja Kristen Indonesia. Baru pada tahun 1955, GPKB punya pendeta tetap. “
Ketika ditanya bagaimana hubungan GPKB sendiri dengan gereja-gereja Batak yang sudah mulai banyak berdiri di Jakarta terutama HKBP, Pdt Situmorang menjawab singkat, “ hubungan kami sangat baik, karena 8 organisasi gereja Batak ( HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GPKA, dan GKPM ) sudah ikut bergabung dalam wadah PGI yang menganut asas kesatuan dan keesaan gereja. Bahkan kita sering mengadakan pertukaran mimbar antar gereja.”
Saat ini, GPKB sedang giat mengaktifkan peranan pemuda dan wanita-wanita untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan gereja, bersekutu dan berbagi kasih bersama sebagai saudara seiman. Untuk itu, pada akhir bulan April nanti, GPKB menggelar malam puji-pujian di gerejanya untuk menumbuhkan spirit rohani.
Eva N.
|