Eksistensi Gereja Presbyterian Injili Indonesia ( GPII ) dimulai tahun 1998
Friday, Mar. 18, 2005 Posted: 9:38:28PM PST
Nama Gereja Presbyterian Injili Indonesia ( GPII ) yang bernaung dibawah PII I ini, nampaknya masih asing kedengarannya di telinga umat Kristiani yang lain. Sebenarnya eksistensi gereja-gereja Presbyterian di Indonesia sudah cukup lama. Gereja Kristen Indonesia ( GKI ) atau Pantekosta, awalnya masuk dalam lingkup gereja presbyterian tapi dikarenakan perbedaan teologi menyebabkan banyak gereja keluar dari Presbyterian.
Terbentuknya Gereja Presbyterian Injili Indonesia ( GPII ) yang berpegang pada doktrin Calvinisme ini, awalnya ada di Yogyakarta. Di kota pelajar tersebut, didirikan Sekolah Teologi Injili ( STI ) dengan pimpinan Pdt. Chris Marantika yang memberi kesempatan kepada siapa saja yang berminat memperdalam ilmu teologi, dan sekolah ini sifatnya interdenominasi ( Pantekosta, Karismatik, Protestan, dan lain-lain ). Tapi banyak dari lulusan STI yang setelah keluar, ditolak oleh gereja asal mereka karena paham teologi yang berbeda. Salah satu pengajar STI, Pdt. Jong Kuk Kim dari gereja Presbyterian, sekarang menjabat sebagai Ketua Sinode GPII tergerak hatinya untuk menampung para lulusan yang tidak punya gereja itu untuk mendirikan gereja Presbyterian Injili Indonesia dan mendidik mereka menjadi pendeta-pendeta.
Lingkup pelayanan GPII melebar ke Jakarta sejak tahun 1994 dan gereja ini telah mendapat pengakuan dari Pemerintah dan terdaftar di Departemen Agama. Sampai saat ini gereja Presbyterian di Indonesia memiliki 6 sinode.
Sekum Sinode GPII, Pdt. Drs. Karel Tuuk menjelaskan, gereja Presbyterian di Indonesia sebenarnya ada tiga kelompok : Presbyterian Karismatik ( ada di Pontianak ), Presbyterian Liberal, dan Presbyterian Injili. Di Jakarta, GPII masuk kelompok Injili. Sifat pelayanan GPII adalah terbuka bagi mereka yang tergerak akan panggilan Tuhan untuk menjadi hambaNya dan melayani jemaat untuk membangun spirit kerohanian diantara mereka.
GPII sendiri sudah membuka Sekolah Tinggi Teologi ( STT ) Presbyterian, yang baru diresmikan pada September 2003 di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang dengan jumlah tenaga pengajar sekitar 14 orang. Sebagai salah satu pengajar juga di STT, Pdt Karel menekankan pada pendidikan teologi untuk para kader pendeta. Di sekolah ini, beberapa hal yang diajarkan adalah tentang tata gereja atau ibadah, formula-formula pelayanan untuk acara pernikahan, pembaptisan, dan penggembalaan.
Mengenai rencana kedepan GPII selanjutnya dari kegiatan pelayanannya yang sudah cukup berkembang ini, Pdt Karel kepada Kristiani Pos dalam wawancara singkatnya di kantor sekretariatnya menjelaskan, GPII punya rencana untuk mengadakan Ibadah Raya Pemuda dengan mengundang tim pelayanan dari Amerika dan Korea. Tujuan dari ibadah ini, secara internal -- mendorong pemuda untuk punya pemahaman dan nyali besar dan berkesadaran untuk pekerjaan pelayanan. Secara eksternal, menjalin hubungan kerjasama internasional antar pemuda. Selain itu, ketua sinode GPII ada rencana bergabung dengan EPAC tapi belum diproses lebih lanjut.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|