Sidang Sinode GMIM Ke-73 Dibuka, Dihadiri Wapres dan Ketua PGI
Ketua Sinode GMIM: Pentingnya mengikuti aturan, terutama tata gereja
Tuesday, Mar. 15, 2005 Posted: 6:07:58AM PST
Sidang Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) ke-73 dibuka pada hari Senin, 14 Maret 2005, di Stadion Parasamya Walian Tomohon, Sulawesi Utara, yang dihadiri oleh ribuan jemaat dan para undangan. Acara itu dibuka oleh Ketua Sinode GMIM Pdt Dr AF Parengkuan MTh dalam kebaktian bersama.
Turut hadir dalam sidang tersebut antara lain adalah: Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua PGI Pdt Dr AA Yewangoe yang juga membawakan sambutan, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni, Letjen (Purn) EE Mangindaan, Ir Marhany Pua, Ketua Dewan Propinsi Syachrial Damopolii, Bupati Minahasa Drs Vreeke S Runtu, Walikota Manado Wempie Frederik, Bupati Bolmong Dra Marlina Moha Siahaan, Bupati Sangihe Drs Winsulangi Salindeho, Walikota Bitung Milton Kansil, Penjabat Bupati Minut Drs Edwin Silangen, Plt Walikota Tomohon Jeffry Korengkeng SH, legislator Tomohon dan Minduk.
Dalam pembukaan sidang, Ketua Sinode GMIM Pdt Dr AF Parengkuan MTh menekankan tentang pentingnya mengikuti aturan atau hukum. Ia mengatakan, saat ini selalu didengung-dengungkan tentang supremasi hukum. “Dan karena itu, sebagai warga gereja, khususnya para hamba Tuhan hendaknya taat pada hukum dan aturan. Khususnya dalam kaitan dengan hukum agama, kita harus menaati Tata Gereja. Karena Tata Gereja dihasilkan melalui doa dan kuasa Roh Kudus. Karena itu sangatlah disayangkan kalau Tata Gereja itu menimbulkan perbantahan,” ujarnya.
Ia mengharapkan, dalam Sidang Sinode yang dihadiri oleh para hamba Tuhan dari lingkungan GMIM, hendaknya melakukan penegakkan Tata Gereja. “Jadi jangan sampai ada hamba-hamba Tuhan yang tidak meyakini Tata Gereja, lalu kemudian berupaya mengubahnya dengan dalih pelayanan, padahal untuk kepentingan sendiri.”
Parengkuan menambahkan, Yesus Kristus sebagai teladan umat Kristen telah bersedia menjadi korban, karena mau menegakkan keadilan dan kebenaran. Sebagai contoh ketika ia menghadapi orang Farisi yang merasa menguasai Taurat, padahal sebetulnya orang Farisi adalah orang-orang munafik yang membuat aturan-aturan yang justru untuk kepentingannya sendiri. “Dan Yesus mau meluruskan apa yang benar terhadap pandangan Farisi,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Wapres Jusuf Kalla memberikan pujian terhadap gereja di Sulawesi Utara dan eksistensi umat beragama di daerah ini. Wapres mengatakan, kerukunan umat beragama di Sulut adalah barometer yang menjadi panutan di mana-mana.
“Saya bangga dengan kerukunan beragama di sini. Di saat wilayah timur, di Maluku bergolak dan saling membunuh, Sulut tetap damai. Di Sulawesi Tengah juga terjadi konflik, di sini tetap damai dan semua tetap bekerja. Tentunya itu adalah jasa budaya dan perilaku yang telah dikembangkan dan diajarkan dan telah dibimbing oleh gereja seperti GMIM ini. Karena tanpa bimbingan gereja, Katolik, Protestan, tanpa bimbingan majelis ulama, tidak mungkin kedamaian dan kerukunan seperti ini tumbuh di Sulawesi Utara ini,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, tidak ada daerah yang lebih baik tanpa kedamaian. Karena tidak ada suatu daerah yang maju tanpa kerukunan dan kedamaian.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|