Gagalnya Konsultasi BIPRA Sinode GMIM Dipicu Ketidakpatuhan
Dalam Konsultasi tersebut banyak pemimpin terpilih yang ditolak
Tuesday, Mar. 15, 2005 Posted: 3:03:52AM PST
Gagalnya pelaksanaan Konsultasi BIPRA Sinode GMIM baru-baru ini, menyusul ditolaknya sejumlah pemimpin yang terpilih, khususnya pada Komisi Wanita Kaum Ibu (WKI), Pemuda dan Remaja menyisakan kekecewaan tersendiri karena persoalan ini dapat dihindari manakala ada ketaatan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Urusan Agama Kristen Kanwil Depag Sulut, Pdt Ny Pontororing Bastian MSi, kepada Harian Komentar, 8 Maret yang lalu. Ia mengatakan, “Kunci dari semua persoalan ini, sebenarnya lebih disebabkan oleh tidak adanya konsekuensi dan kepatuhan, baik dari panitia pemilihan maupun dari peserta konsultasi itu sendiri. Sebab, ketika ada pihak-pihak yang mengabaikan masalah peraturan ini, mau tak mau pasti akan terjadi konflik.”
Ia mengatakan, kalau saja semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan konsultasi tersebut mempunyai komitmen untuk tunduk pada peraturan maupun juklak yang telah ditetapkan, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan konsultasi akan berjalan sesuai dengan harapan, malah tidak akan berbuntut hingga ke Sidang Sinode.
“Berbicara tentang persoalan maupun masalah, dalam kegiatan apapun pasti ada. Namun persoalan itu dapat diminimalisir bahkan dapat diatasi ketika peraturan dilaksanakan dan ditaati. Tapi lantaran tidak adanya kesepakatan untuk tunduk pada aturan, semuanya harus berakhir seperti ini,” kata Pontororing. Ia menambahkan bahwa terkait hal ini pihak Kanwil Depag Sulut tidak bermaksud mencampuri urusan intern Sinode GMIM.
Ia melanjutkan, seharusnya, untuk mematuhi peraturan Tata Gereja, tidak perlu dipertanyakan harus dimulai dari arah mana, dari Sinode atau dari jemaat. Yang terpenting di sini, adalah komitmen untuk patuh pada Tata Gereja. Sebab, Tata Gereja itu dibuat melalui proses pergumulan yang panjang.
Sandra Pasaribu
|