Pdt FS Kindangen: Sidang Sinode GMIM Harus Lepas dari Kepentingan Politik
Acara gerejawi jangan dicampur dengan kepentingan politik
Saturday, Mar. 12, 2005 Posted: 9:12:17AM PST
Pelaksanaan Sidang Sinode (SS) yang akan diadakan pada hari Senin, 14 Maret, merupakan perhelatan besar yang dinantikan oleh jemaat GMIM. Akan tetapi, ada kekhawatiran dari sejumlah kalangan bahwa perhelatan itu akan dimanfaatkan sebagai ajang politik, dimana tampilnya Drs AJ Sondakh sebagai sebagai ketua panitia, masih berkeinginan tampil kembali sebagai bakal calon gubenur pada pilkada mendatang.
Selain itu dipertanyakan juga rencana perhelatan yang akan dibuka oleh Wakil Presiden H Jusuf Kalla, yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar, dan bukannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, demikian dilaporkan oleh Harian Komentar.
Menanggapi hal itu, Pdt FS Kindangen STh, Ketua BPMJ GMIM Bukit Moria Tikala Baru, menegaskan agar acara yang bernuansa gerejawi jangan dicampur dengan kepentingan politik.
“Sidang Sinode adalah pesta gerejawi, jadi momen ini harus kita hormati. Acara gerejawi harus lepas dari kepentingan politik. Sebab, yang dilakukan pada kegiatan ini adalah menyangkut gereja dan kerajaan Allah,” kata Kindangen kepada Komentar pada tanggal 8 Maret yaang lampau.
Kindangen mengatakan, sudah seharusnya jika pelaksanaan SS sepenuhnya tunduk pada otoritas Roh Kudus, serta tidak menyisipkan upaya apapun sehubungan dengan agenda-agenda politik.
Ia mengatakan, merupakan suatu penghormatan jika pada SS itu dapat dihadiri oleh pejabat negara. “Kita sangat bersyukur dan memberi hormat, kalau pada kegiatan ini dapat dihadiri dan dibuka oleh pejabat negara. Namun, kalau dalam momen ini dimanfaatkan untuk kepentingan lain, maka wajar jika hal ini patut dipertanyakan,” tukas Kindangen.
Sementara itu, Ketua BPMJ GMIM Eben Haezer, Pdt Marthen L Rindengan, mengatakan agar persoalan ini tidak ditanggapi secara negatif. Meskipun masalah memanfaatkan momen-momen tertentu untuk kepentingan politik bukan hal baru lagi.
“Untuk persoalan ini, sebaiknya kita dapat berpikir positif saja. Sebab, dengan demikian kita telah menunjukkan bahwa kita memiliki kedewasaan dalam menjalankan misi Kristus, yaitu membawa damai sejahtera bagi semua orang dan bukannya perpecahan. Jadi jangan lihat siapa ketuanya, siapa yang akan membuka kegiatannya,” jelas Rindengan.
Ia menambahkan, masyarakat dewasa ini sudah lebih kritis sehingga tidak perlu menaruh curiga apalagi dengan mengaitkannya dengan pilkada. Sebab, untuk memilih figur pemimpin daerah mendatang ini, katanya, semuanya ditentukan oleh rakyat.
Sandra Pasaribu
|