Umat Mohon Pendampingan Bunda Maria Di Tengah Permasalahan Dan Konflik
Sunday, Jun. 20, 2004 Posted: 10:56:53AM PST
Umat awam Katolik Jakarta menghadiri seminar dan Ekaristi pada Devosi Maria 2004 selama sembilan hari berturut-turut untuk memperdalam devosi mereka kepada Bunda Maria dan memohon pendampingannya.
"Kami berharap Bunda Maria senantiasa mendampingi kami, keluarga kami, dan bangsa Indonesia dalam kehidupan kami sehari-hari di tengah berbagai macam problematik dan konflik," kata Peter B. Stok, Ketua Panitia Devosi Maria 2004, kepada UCA News. Sekitar 500 orang menghadiri setiap devosi yang dilaksanakan sore hari pada 21-29 Mei. Kegiatan Devosi Maria 2004 bertema "Maria dan Keluarga Indonesia," lanjut Stok, seorang direktur bank lokal.
Panitia Devosi Maria 2004 yang beranggotakan 36 orang terdiri atas umat awam dan dua imam. Biasanya, umat Katolik melakukan devosi kepada Bunda Maria pada bulan Mei.
Sekretaris Panitia Devosi Maria 2004 Joseph Richardus Maria Winarendra mengatakan kepada UCA News 8 Juni, banyaknya orang yang memadati Multifunction Room di Gedung Graha Niaga di Jakarta merupakan tanda bahwa umat Katolik lapar akan devosi. "Saya kira, ini seharusnya menjadi suatu tradisi atau devosi tahunan yang lebih diprakarsai oleh umat awam," kata tokoh awam itu. Gereja Katolik mempersembahkan bulan Mei kepada Bunda Maria.
Tema keluarga dipilih untuk mendukung program Keuskupan Agung Jakarta yang menekankan keluarga sebagai komunitas basis terkecil, kata anggota Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) itu. Ia mengamati bahwa 50 persen peserta adalah pasangan suami-isteri.
Mereka mendengarkan sembilan imam dan sembilan awam berbicara tentang topik-topik seperti "Maria dan Doa dalam Keluarga," "Maria dan Politik dalam Keluarga," "Maria dan Keluarga Bangsa Indonesia," dan "Maria Sang Nabi."
Setiap hari, devosi diawali dengan doa rosario, kemudian dilanjutkan dengan seminar dan Ekaristi. Seusai doa umat, umat mengucapkan doa novena Tiga Salam Maria dengan intensi untuk meneladani Bunda Maria, menyerahkan keluarga mereka dan seluruh bangsa Indonesia kepada Bunda Maria, dan memohon persatuan, kerukunan, dan perdamaian lewat perantaraannya.
Selain seminar, sejumlah umat awam diajak untuk memberikan kesaksian tentang karya Bunda Maria dalam hidup dan pekerjaan mereka.
Presiden Direktur Yayasan Pendidikan Santa Lusia, Lusia Sutanto, mengatakan, keluarganya mempertahankan kebiasaan berdoa rosario di tengah malam. Semua keberhasilan keluarganya -- termasuk LPK yang didirikan tahun 1970 yang kini memiliki ribuan siswa -- adalah berkat peran Bunda Maria, lanjutnya.
Naniek Poewoko, Ketua Panti Asuhan Abhimata di Bintaro, Jakarta Selatan, mengatakan, setiap hari sebelum mulai bekerja ia mendoakan kata-kata Bunda Maria -- "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu" -- agar para karyawannya melayani anak-anak dengan baik.
Caecilia Asteria dari Paroki Keluarga Kudus di Cibinong, selatan Jakarta, mengatakan kepada UCA News, ia mengikuti devosi itu untuk memperdalam imannya kepada Bunda Maria. "Ini merupakan kesempatan baik bagi saya dan keluarga untuk membangun hubungan yang lebih mendalam seperti yang diteladani Bunda Maria," katanya.
Next Page: 1 | 2 |
|