Pesan KWI Tentang Musibah Tsunami
Thursday, Dec. 30, 2004 Posted: 10:40:08AM PST
Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Sebelum gema kegembiraan Natal hilang, kita telah mendengar jerit pilu saudara-saudari kita yang tertimpa musibah tsunami di sepanjang pantai Sumatera Barat, terutama bagian utara. Semakin hari hati kita semakin dikoyak oleh perasaan ngeri bercampur sedih, karena penderitaan itu semakin menunjukkan kenyataannya.
Entah secara terbuka maupun diam-diam, kita semua menangis. Hati kita pilu karena derita itu menghunjam begitu dalam dan mengena pada setiap hati. Kita tidak hanya bertanya mengapa penderitaan tidak kunjung berhenti. Setelah merasakan bahwa kita gagal dalam membina hubungan antar sesama dengan munculnya begitu banyak konflik kekerasan, kita merasa terpukul karena alam pun terasa tidak bersahabat atau bahkan dapat dikatakan melawan keberadaan kita.
Kita semua menangis. Tetapi menangis saja tidak cukup. Meskipun derita melanda, kita percaya bahwa Tuhan tetap setia kepada kita. Tanpa ada perintah dari siapa pun, sejak berita malapetaka itu terdengar, orang mulai mengulurkan tangan untuk membantu dan ketika di dalam media massa penderitaan itu semakin nampak telanjang, hati manusia semakin terketuk dan kita sebagai bangsa merasa dipersatukan oleh penderitaan yang sama.
Melalui surat ini, kami, para waligereja di Indonesia, ketika dipersatukan di dalam penderitaan itu, bersyukur kepada Allah bahwa diperbolehkan menyaksikan umat-Nya tidak hanya menyerah dengan tangis, tetapi tetap percaya bahwa musibah ini merupakan ujian untuk memperdalam iman kepada-Nya.
Untuk mengembangkan sikap tersebut, kami menyerukan kepada umat katolik agar pertolongan yang diberikan kepada sesamanya, tidak berhenti ketika penderitaan itu kelihatannya sudah mereda. Ketika mayat-mayat telah dikuburkan, masih ada penderitaan yang harus ditanggung dengan diam-diam oleh mereka yang menderita cacad. Memberikan pertolongan kepada orang cacad seperti itu tidak akan membuat orang menjadi terkenal seperti halnya ketika musibah itu sedang tampil dan jadi bahan pembicaraan di mana-mana.
Kami mengajak umat agar perhatiannya kepada mereka yang menderita dapat dilanjutkan, juga ketika penderitaan itu sudah tidak mengisi ruang-ruang media massa. Untuk itu kami mengusulkan agar diadakan kolekte khusus yang diperuntukkan bagi usaha menolong mereka yang menderita cacad seumur hidup akibat bencana tersebut.
Kecuali itu, kami juga mengundang anda semua, untuk merayakan tahun baru ini dalam suasana penuh simpati kepada mereka yang menderita. Hendaknya perayaan-perayaan diselenggarkan dengan sederhana dan uang yang sedianya untuk kemewahan hendaknya dikumpulkan bagi mereka yang menderita.
Demikianlah seruan kami. Dengan rendah hati kami memberanikan diri untuk menyampaikan ajakan ini kepada saudara-saudari semua dengan permohonan agar Tuhan kita yang adalah Tuhan kehidupan, membuat kita semakin menghargai hidup, baik hidup kita sendiri maupun sesama kita.
Jakarta, 29 Desember 2004
Konperensi Waligereja Indonesia
Kardinal Julius Darmaatmadja SJ
Ketua
Next Page: 1 | 2 |
Sandra N. Natalia
|