KWI: Nota Pastoral Sebagai Kado Natal
Natal adalah Kebaruan Hidup
Friday, Dec. 24, 2004 Posted: 9:23:46AM PST
Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) 2004 merupakan kado atau hadiah Natal, berupa 'teropong' yang dapat dipergunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi gereja maupun masyarakat secara umum.
"Nota Pastoral katakan saja semacam hadiah Natal dari KWI, bukan berupa parcel, cokelat, permen ataupun musik, dan nyanyian, tapi berupa kaca teropong, alat analisis yang dapat dipergunakan agar umat dapat lebih jeli melihat suatu masalah," kata Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial KWI, Alex Soesilo Wijoyo,di Jakarta, Senin.
Hasil Sidang Tahunan KWI 1-11 November 2004 yang berjudul Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa itu dipandang olehnya sebagai sebuah usaha akan watak, kebiasaan, cara berfikir, dan cara merasa (habitus) yang baru agar terwujud peradaban yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan semangat Natal, yaitu semangat mewujudkan kebaruan dalam hidup.
"Apa yang termuat di dalamnya bagus untuk dijadikan alat menganalisis masalah karena umat dituntut sedikit cerdas agar tidak masuk dalam penyelesaian-penyelesaian tanpa analisis," kata Alex.
Ia juga mengatakan bahwa Natal adalah hari kelahiran Yesus, namun bukan perayaan hari ulang tahun. Ada hal-hal lain yang penting seperti mengenai semangat Natal.
Semangat yang dapat ditanamkan pada umat Kristiani secara pribadi adalah perasaan atau pengalaman akan kebaruan dalam hidup.
"Baru merupakan kegembiraan yang berpangkal pada kesusahan, tanpa kesusahan manusia tidak dapat merasakan kegembiraan. Dengan demikian kegembiraan dialami dengan berbeda oleh masing-masing orang. Tergantung pada situasi ketidak gembiraan bagaimana yang pernah dirasakannya," terang laki-laki yang akrab disapa Romo Alex itu.
"Pesan kegembiraan itu bukan untuk umat Katolik saja tapi untuk seluruh manusia," katanya menegaskan.
Selain kegembiraan, Natal juga membawa kepercayaan akan kesempatan kedua, bahwa masih ada jalan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah.
"Hal tersebut dapat ditemukan dalam tema film-film Natal yang antara lain berkisah tentang keluarga yang kembali bersatu atau anak-anak yang dapat menemukan kembali kebahagiaan dalam keluarga," demikian Alex Soesilo.
Sandra N. Natalia
|