Umat Kristiani Tidak Perlu Menunjukkan Ketakutan Berlebihan
Tuesday, Dec. 21, 2004 Posted: 11:19:16PM PST
Munculnya teror pra-Natal, menurut Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) harus dihadapi oleh umat Katolik tanpa perlu menunjukkan ketakutan yang berlebihan.
Menurut Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial KWI, Alex Soesilo Wijoyo, kendati harus hati-hati, namun kita tidak perlu takut terhadap isu teror dalam wawacaranya dengan salah satu media pada Senin 20 Desember.
Teror menurut dia bertujuan untuk menakut-nakuti orang, dan bila tidak ingin kalah terhadap teror maka umat tidak perlu takut, sedangkan yang diperlukan adalah kerjasama dengan masyarakat setempat dan bukan hanya mengandalkan pengamanan dari aparat kepolisian.
"Rasa aman tidak ditentukan oleh pengamanan dari kepolisian - yang kadang menimbulkan ketidaknyamanan dalam beribadah, tapi lebih pada menjaga hubungan dengan masyarakat setempat, khususnya dengan umat Muslim yang menjadi mayoritas," ujar Alex.
Dengan kata lain, ia mengharapkan gereja dan umat Katolik lebih membuka serta menyadari diri akan keberadaannya sebagai anggota masyarakat secara umum, sebagai anggota warga negara, dan sebagai bagian dari masyarakat ekonomi.
"Bila gereja dan umatnya dapat membina hubungan yang baik dengan masyarakat di mana mereka berada maka otomatis keamanan pasti terjaga dengan bantuan komunitas-komunitas lainnya," jelasnya.
Pembinaan hubungan semacam itu tentunya memerlukan proses yang panjang dan berkelanjutan. "Jangan hanya pada kesempatan Natal saja. Itu semua memerlukan proses yang panjang karena merupakan langkah untuk menuju kesadaran," katanya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan yaitu mengapa pada saat perayaan Natal dimana seharusnya menjadi suatu ibadah yang membawa kedamaian yang mengemuka justru terjadi soal ketidak-amanan. Namun sekali lagi ia menekankan bahwa umat Katolik tidak perlu
Eva N.
|