Sekjen dari Dewan Gereja Sedunia bertemu dengan Sekjen PBB di Markas Besar PBB
WCC-UN Pertemuan Bersama Terbukti Membuahkan Hasil
Saturday, May. 29, 2004 Posted: 3:22:17AM PST
Sekjen dari Dewan Gereja Sedunia (WCC) bertemu dengan Sekjen PBB dalam suatu usaha untuk mendukung perdamaian - membuat langkah maju pada bagian gereja di dalam skala internasional. Kedua kepala - Rev.Dr.Samuel Kobia dan Koffi Annan masing-masing - bertemu di markas PBB di New York pada 17 Mei dan setuju untuk menandai Hari Perdamaian Inetrnasional dengan ibadah doa.
"Dalam hari doa untuk perdamaian ini, undangan dapat juga menjangkau orang-orang yang memiliki kepercayaan lain," kata Kobia mengenai Hari Perdamaian Internasional ini, yang di rencanakan pada tanggal 21 September.
Keduanya mengemukakan harapan mereka bahwa dengan menandai hari perdamaian dengan doa, orang-orang dari latar belakang yang berbeda dapat bersatu dalam merefleksikan pada apa yang mereka dapat lakukan untuk mendukung perdamaian.
Kobia juga menjelaskan peran agama dalam politik dan konflik.
Sebuah kekuatan yang negatif saat digunakan "untuk memproleh kekuatan politik dan menekankan ke-eksklusif-annya dan kedudukan tinggi dari satu kelompok," agama juga dapat membuat kontribusi dengan menekankan pada etika mendasar dan kemanusiawian," kata Kobia. "Untuk menjaga maksud baik dan pengertian diantara komunitas, dialog antar-agama harus ada pada tahap awalnya dan membahas masalah keprihatinan umum dalam berjuang melawan tekanan dan ketidakadilan.
Beberapa keprihatinan umum ini seperti yang di kemukakan oleh Kobia, adalah situasi dari Irak dan Israel / Palestina.
Kobia mengatakan situasi di Irak adalah "kritis, dengan peningkatan kekerasan, karena kebijakan yang salah dari pendudukan secara paksa," dan strategi jalan keluar akan dimulai dengan penarikan AS dari semua urusan sipil," termasuk manajemen, tanggung jawab keuangan dan minyak. "Kami juga melihat kebutuhan untuk menciptakan mekanisme untuk kebenaran dan rekonsiliasi, yang harus dimasukkan ke dalam mandat tindakan-tindakan dari kependudukan kekuasaan," tambah Kobia.
Dalam menanggapi konflik di wilayah Israel/Palestina, Kobia mengatakan usulannya "Peta Jalan" tidak mengandung satu pun usulan awal yang dapat membantu kedua belah pihak untuk mengatasi siklus berdarah dari pendudukan, terorisme, dan retribusi." Akan tetapi ia mengatakan bahwa Persetujuan Genewa akan "menstimulasi opini publik pada kedua belah sisi untuk mengatasi steriotipe dan menemukan pengertian bersama dari rasa hormat terhadap yang lain."
Sementara Annan mengatakan bahwa WCC Ecumenical Accompaniment Programme in Palestine/Israel (EAPPI) dan the UN Relief in Works Agency bagi Pengungsi Palestina di Near East (UNRWA) harus bekerjasama agar dapat lebih efektif.
Kedua kepala juga harus membagi keprihatinannya terhadap penyebaran HIV/AIDS, dan konflik di Afrika.
Yunita Lee
|