Presiden SBY menghadiri Sidang Raya XIV PGI
Agama harus dilihat dan diletakan sebagai sebuah nilai atau norma dan tidak sebagai simbol
Thursday, Dec. 2, 2004 Posted: 7:54:30PM PST
Tema pada Sidang Raya XIV PGI, ''Berubahlah oleh Pembaruan Budimu'' yang berlangsung di Kinasih, Caringin, Bogor, Rabu (1/12) dihadiri oleh presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam kata sambutannya, presiden mengatakan, “ norma atau nilai moral bersifat sangat universal dan inheren dengan kehidupan manusia. Mematuhi norma moral berarti mengerjakan kemanusiaan yang sejati. Sebaliknya, meninggalkan norma moral artinya merusak kemanusiaan itu sendiri “.
Dapat dipahami bahwa perbedaan antar semua agama pasti terjadi namun sebagai umat manusia , kita harus mencari persamaannya yakni nilai-nilai moral dari setiap agama itu sendiri. Maka dari itu, beliau berharap jika isu melemahnya moral bangsa menjadi isu bersama semua agama, maka kerjasama antartokoh agama akan terbuka seluas-luasnya.
Dalam Kabinet 100 hari yang dipimpinnya setelah menjadi presiden, SBY mengatakan bahwa pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menjadi prioritas pemerintahan barunya tidak pernah bisa dilepaskan dari nilai-nilai moral, dan didukung perangkat sistem penegakan hukum yang kuat.
Meski banyaknya permasalahan bangsa yang ada saat ini seperti melemahnya moral bangsa, hukum yang belum bisa ditegakkan secara murni, presiden optimistis bahwa bersama semua komponen masyarakat, Indonesia akan keluar dari semua permasalahan tersebut. “ Semua harus kerja keras, bijak, dan cerdas untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sekarang ini,” katanya.
Sementara itu, umat Kristen khususnya yang tergabung dalam PGI, yang diwakilkan oleh Ketua Umum PGI, Pdt Natan Setiabudi mengatakan mendukung upaya dan kerja keras pemerintahan baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan negara yang berkeadilan. “ Dari belakang, kami akan mendukung dan dari samping untuk bersama-sama mengawal jalannya demokrasi, ujar Pdt Natan ”.
Ketua Umum Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo), Marojahan Doloksaribu juga mengemukakan, harapan masyarakat terhadap terjadinya perubahan oleh pemerintah baru hasil pemilihan langsung, sangat besar. Beliau mengatakan bahwa pemerintah harus membawa keadilan kepada semua warga negara apapun latar belakangnya.
Dikatakannya, selain pemberantasan KKN yang perlu mendapat perhatian khusus, pemerintah baru juga harus segera menyelesaikan kasus-kasus konflik sosial di masyarakat seperti yang terjadi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Papua, Poso, dan daerah konflik lainnya.
Pdt Emeritus Dr Eka Darmaputera dalam sesi kajian tema Sidang Raya XIV PGI “Berubahlah oleh Pembaruan Budimu “ mengatakan, seluruh peri kehidupan dan integritas moral gereja-gereja harus berubah. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) saat ini membutuhkan pemimpin-pemimpin umat yang bukan saja mampu, tetapi yang terutama dapat dibanggakan dan diteladani secara moral.
Organisasi gereja-gereja harus melaksanakan perubahan seluruh paradigma, total dan bahkan radikal, karena segala sesuatu, baik konteks eksternal maupun internal, juga telah berubah secara mendasar. Ketidaksediaan menyadari dan mengakui realitas itu, hanya akan mendorong proses keterpurukan organisasi gereja-gereja.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|