Kerjasama HKBP dan ARC dan BFdW Menanam Pohon di Pulau Samosir
Friday, Nov. 26, 2004 Posted: 12:44:53PM PST
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) bekerjasama dengan Alience Religion Concervation (ARC) dari Selandia Baru dan Bread For The Word (BFdW) dari Jerman mengadakan panel diskusi lingkungan hidup dan penanaman 10.000 pohon di Simarmata, Kabupaten Samosir, selama tiga hari 12-14 Nopember 2004.
Penanaman pohon dilakukan secara simbolis oleh Sekjen HKBP Pdt WTP Simarmata MA, Bupati Samosir Drs Wilmar Simanjorang, Kadis Kehutanan dan Pertanian Samosir Ir H Simarmata, Kepala Departemen (Kadep) Diakonia HKBP Pdt Nelson Siregar, Direktur Pengmas Pdt Reinjustin Gultom, Preses Distrik VII Samosir Pdt HAM Panggabean, utusan BFdW Jerman Mr Bernard Nipper.
Kegiatan panel diskusi dan penanaman pohon tanaman penghasil buah tersebut seperti petai, mangga, alpokat, cengkeh, kulit manis, mahoni dan ingul diawali dengan ibadah dihadiri 300 peserta dengan pengkhotbah Direktur Pengmas HKBP Pdt Reinjustin Gultom.
Sekjen HKBP Pdt WTP Simarmata MA dalam diskusi dengan topik pembahasannya “Gereja dan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa gereja sebagai organisasi dan persekutuan orang percaya, memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan dan kehancuran. Menurutnya ada tiga tugas gereja dan warga yang sangat mendesak dilakukan mengatasi persoalan lingkungan hidup yakni, menghidupkan kembali konsep pargodungan demi pengembangan nutrisi dan ekonomi sebagaimana dilakukan oleh para missionaris, memperbanyak diskusi-diskusi tentang isu-isu lingkungan baik di saat sermon, pertangingan kotbah, pembicaraan informal dan gereja diharapkan semakin melibatkan diri dalam program lingkungan hidup termasuk dalam merayakan hari bumi setiap tahunnya dengan membuat tata ibadah.
Sedangkan Bupati Samosir Drs Wilmar Simanjorang MSi mengungkapkan keprihatinannya akibat rusaknya lingkungan hidup akhir-akhir ini dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu yaitu banyaknya sumber-sumber lokal yang hilang dan terjadinya longsor di beberapa daerah seperti yang terjadi di Desa Hotang dan Nainggolan, Samosir, baru-baru ini, yang mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat. Diharapkan dalam agenda membangun Samosir ke depan perlunya kerjasama pendekatan LSM dan gereja juga investor untuk pemeliharaan lingkungan hidup.
Sandra Pasaribu
|