Hasil Autopsi Schiavo Dirilis: Tidak Ada Tanda Penyiksaan
Sebuah investigasi post-mortem menemukan bahwa Terri Schiavo mempunyai kerusakan otak yang besar dan tidak dapat diperbaiki, buta, dan berada dalam sebuah “keadaan vegetatif yang tetap”
Thursday, Jun. 16, 2005 Posted: 12:39:41PM PST
|
Penguji Medis Dr. Stephen Nelson, kanan, dan Dr. Jon Thogmartin, kedua dari kanan, merilis hasil autopsi Terri Schiavo dalam sebuah konferensi pers hari Rabu, 15 Juni 2005 di Clearwater, Florida,. (AP Photo /Chris O'Meara) |
Sebuah investigasi menemukan bahwa Terri Schiavo mempunyai kerusakan otak yang besar dan tidak dapat diperbaiki, buta, dan berada dalam sebuah "keadaan vegetatif yang tetap," menurut laporan yang dirilis oleh kantor penguji medis kemarin – lebih dari dua bulan sejak Terri Schiavo meninggal setelah selang makanannya dipindahkan.
Namun, investigasi itu tidak mengungkapkan penyebab jatuhnya Schiavo 15 tahun yang lampau. Penguji Medik dari Pinellas-Pasco Jon Thogmartin menyatakan kepada Associated Press bahwa kantornya tidak menemukan bukti apapun mengenai kesalahan makan, serangan jantung, atau penganiayaan fisik – yang diduga sebagai penyebab kejatuhannya.
Schiavo, 41 tahun, menjadi pusat perhatian dunia saat menyaksikan pertarungan hak untuk hidup yang berakhir pada 31 Maret. Orang tua Schiavo telah berjuang agar anak perempuannya tetap hidup, bertentangan dengan harapan menantu mereka, Michael Schiavo, yang berpendapat istrinya tidak akan mau hidup dalam kondisi yang seperti itu. Setelah perjuangan legal selama 7 tahun, pengadilan akhirnya berpihak pada sang suami dan memerintahkan agar selang makanan Schiavo dipindahkan; Schiavo akhirnya meninggal setelah 13 hari mengalami dehidrasi dan kelaparan.
Selama waktu 13 hari itu, lusinan orang ditangkap melanggar perintah pengadilan dengan masuk tanpa ijin dan berusaha untuk memberi makan Schiavo.
Menurut Thogmartin, Schiavo meninggal karena dehidrasi, dan tidak mampu untuk makan atau minum walaupun jika diberikan makan langsung ke mulutnya, seperti yang diminta oleh orangtua dan pendukungnya. "Pemindahan selang makanannya akan menghasilkan kematiannya baik dia diberi makan ataupun minum melalui mulut ataupun tidak," kata Thogmartin.
Thogmartin juga mengatakan kepada AP bahwa Schiavo buta karena "pusat penglihatan dari otaknya mati" dan bahwa otak Schiavo berbobot kurang dari setengah otak manusia biasa pada saat kematiannya.
"Otak itu berbobot 615 gram, kasarnya setengah dari bobot yang diharapkan dari sebuah otak manusia," katanya kepada AP. "Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki, dan tidak ada terapi atau perawatan apapun yang dapat meregenerasi kehilangan besar dari neuron."
Sementara itu, Fr. Frank Pavone, seorang teman dekat dari orang tua Schiavo dan salah satu dari sedikit orang yang dibolehkan dekat dengan wanita itu di jam-jam terakhirnya, mengatakan autopsi itu tidak akan merubah "evaluasi moral" mengenai apa yang telah terjadi.
"Tidak ada detail dari autopsi ini yang dapat merubah evaluasi moral mengenai apa yang terjadi pada Terri. Cacat dan luka fisiknya tidak pernah membuat dia kurang sebagai manusia," tulis Pavone dalam sebuah pernyataan pers. "Tidak ada ukuran kerusakan otak dapat menyangkal perawatan manusiawi yang pantas. Itu termasuk makanan dan air."
"Seseorang dengan otak yang amat sangat atrophia (terhenti pertumbuhannya-red) membutuhkan kasih dan perawatan yang amat besar,"lanjutnya. "Terri tidak meninggal karena sebuah otak yang terhenti. Dia meninggal dari matinya welas asih suaminya dan orang yang membantu dia (suami) untuk membunuh dengan sengaja."
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|