Terry Schiavo Meninggal Dunia, Debat Hidup-Kematian akan Terus Berjalan
Perjuangan selama 15 tahun untuk Terri dari kedua belah pihak yang bertikai telah berakhir, namun debat masih akan berlanjut
Friday, Apr. 1, 2005 Posted: 6:55:32PM PST
|
Terri Schiavo dan ibunya. REUTERS |
Terri Schiavo, wanita yang mengalami gangguan otak selama 15 tahun dari Amerika Serikat, dimana kasusnya menjadi perselisihan di antara masyarakat dan Kongres AS, akhirnya meninggal dunia pada hari Kamis, 13 hari setelah selang bantuan makanannya dilepas atas perintah pengadilan.
Kematian itu mengakhiri perjuangan dari kedua pihak, yaitu suami dan keluarganya. Keluarganya ingin ia dipertahankan hidup, sedangkan suaminya, Michael Schiavo, bersikeras istrinya tidak ingin hidup secara "artifisial."
“Dia baru saja meninggal dunia,” ujar Pendeta Paul O’Donnel, penasehat rohani orangtua Terri, Bob dan Mary Schindler yang berjuang untuk mempertahankan hidup putri mereka.
Akan tetapi, kematian itu tampaknya akan memicu perdebatan besar tentang hak untuk hidup, dalam debat anti aborsi diantara kelompok konservatif yang melawan sisi yang mengatakan adanya "hak untuk mati" saat otak tidak berfungsi lagi.
Pengadilan menyatakan Schiavo berada dalam keadaan "persistent vegetative state" sejak jantungnya berhenti berdetak tahun 1990, diakibatkan adanya ketidakseimbangan karena diet ketat.
Pengadilan berpihak kepada suaminya, Michael Schiavo yang berkata bahwa Terry pernah mengatakan kepadanya bahwa ia tidak ingin hidup secara artifisial, meminta pengadilan untuk mencabut selang dan mengijinkan istrinya meninggal dunia. Namun keluarga Schindler terus berjuang agar putrinya tetap hidup yang mendapat dukungan dari sejumlah konservatif Kristiani dan aktivis anti aborsi dan hak untuk hidup.
Kongres AS yang dikuasai Partai Republik berusaha meloloskan undang-undang khusus setelah pencabutan selang makanan Schiavo ditunda pada 18 Maret silam untuk memberikan waktu kepada orangtuanya membawa kasus itu ke pengadilan federal. Kubu Partai Republik berpendapat adalah tugas mereka untuk menyelamatkan seseorang yang memang masih layak untuk bertahan hidup. Namun kubu Partai Demokrat yang menentang rancangan undang-undang itu berpendapat adalah keliru bila Kongres harus bertindak untuk memutuskan hidup mati seseorang.
Tapi jajak pendapat menunjukkan, upaya itu tidak populer di kalangan warga Amerika setelah hakim federal menolak permintaan orangtua Schiavo untuk memerintahkan selang makananannya kembali dipasang.
Terri yang merupakan pengikut Katolik Roma, diberikan komuni terakhir dalam Paskah minggu lalu atas permintaan orangtuanya. Ia menerima setetes anggur di mulutnya dan diurapi dengan minyak.
Campur tangan politik tampaknya menurun ketika poling menunjukkan publik Amerika secara luar biasa menentang campur tangan pemerintah Federal dalam kasus itu. Poling itu juga menunjukkan 70 persen dari masyarakat Amerika merasa Kongres tidak sepantasnya terlibat dalam kasus tersebut.
Selama bertahun-tahun Michael Schiavo dan keluarga Schindler bertikai bertahun-tahun untuk memenagkan hak Terii, namun sekarang pertikaian mereka berakhir.
Akan tetapi, kebanyakan komentator menyarankan adanya perjuangan moral baru akan benar-benar dimulai, dengan adanya pendukun hak untuk hidup di satu sisi dan pendukung hak untuk mati di sisi lain.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|