SBY: Kerjasama Asia-Pasifik tidak Sekadar Retorika
Wednesday, Aug. 3, 2005 Posted: 3:38:12PM PST
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa kerjasama regional Asia dan Pasifik tidak hanya sekadar retorika, tapi benar-benar bisa diterapkan dalam mencapai tujuan bersama, yaitu memerangi kemiskinan.
"Kita berkumpul di sini dan sudah siap dengan program nyata. Blue-print yang aktual, target nyata yang disebut Millenium Development Goals (MDGs). MDGs tersebut mempunyai tujuan yang obyektif dengan target yang bisa dicapai," kata Kepala Negara saat membuka pertemuan tingkat menteri negara-negara Asia Pasifik tentang tujuan-tujuan pembangunan milenium (MDGs) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/8), Angtara memberitakan.
Presiden mengingatkan bahwa pada masa-masa lalu banyak pihak yang hanya bisa berbicara soal dunia yang damai dan ideal tapi istilah-istilah itu hanya sekedar membangkitkan dan kemudian kehilangan makna.
"Hal ini tidak boleh terjadi lagi. Kita di sini sudah siap dengan program nyata," kata Yudhoyono.
Lebih jauh ia menegaskan, bahwa MDGs tidak hanya digerakkan oleh satu negara saja, namun merupakan hasil dari pemikiran kolektif antara banyak negara.
MDGs tidak membedakan negara kaya atau miskin karena sebagai anggota masyarakat global, setiap negara mempunyai target dan tujuan yang sama, yaitu memerangi kemiskinan.
Saat ini, mayoritas penduduk dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup terus menghantui kualitas hidup masyarakat.
Sementara di kawasan Asia Pasifik, terdapat 700 juta orang atau hampir 2/3 populasi masyarakat paling miskin dunia yang masih hidup dengan pendapatan kurang dari 1 dolar AS per hari.
"Ini sungguh ironis, karena di saat wilayah kita mendapatkan reputasi karena pertumbuhan ekonomi yang dinamis tapi di lain pihak justru menjadi tempat tinggal mayoritas masyarakat miskin di dunia," kata Presiden.
Mengutip pidato Sekjen PBB Kofi Annan, Yudhoyono mengatakan bahwa ancaman terhadap kedamaian dan keamanan dunia tidak hanya berasal dari peperangan tapi juga kemiskinan, konflik, wabah penyakit, dan rusaknya lingkungan hidup.
Melalui kerjasama regional tersebut, Presiden berharap pada 2015 kemiskinan absolut dan kelaparan bisa dihapuskan dan anak-anak akan mendapatkan pendidikan secara utuh.
Pada 2015, juga diharapkan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan sudah dapat diwujudkan, demikian juga berkurangnya tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan, penyebaran HIV/AIDS dan malaria.
Pertemuan regional tingkat menteri diikuti 39 negara di Asia Pasifik dan akan berlangsung sampai 5 Agustus.
Hasil pertemuan tersebut antara lain akan dituangkan dalam "Deklarasi Jakarta".
Nofem Dini
|