Penyebaran HIV/AIDS Indonesia Tercepat di Dunia
Friday, Jul. 29, 2005 Posted: 9:31:03AM PST
Ancaman HIV-AIDS di Indonesia makin besar, seiring dengan meningkatnya jumlah penderitanya yang terus bertambah setiap hari. Sampai akhir Juni 2005, jumlah penderita HIV AIDS tercatat 7.098 orang, dan estimasi orang tertular mencapai 150 ribu lebih.
"Tidak ada satupun provinsi di Indonesia yang bebas dari HIV AIDS. Laju penyebaran penyakit ini di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di dunia," tutur Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab, di sela-sela Rapat Kordinasi Evaluasi Komitmen Sentani, di Gedung Paripurna DPRD Jabar, Rabu, 27 Juli, Media Indonesia melaporkan.
Alwi Shihab mengingatkan, hingga akhir 2004, jumlah penderita HIV/AIDS tercatat 6.050. Dalam waktu enam bulan, angka ini meningkat lebih dari 1.000 penderita baru.
Padahal, komitmen Internasional lewat Millenium Development Goals mentargetkan 2015, penyebaran HIV AIDS bisa terkendali dan jumlah penderitanya menurun. Dengan peningkatan penyebaran yang terjadi di Indonesia, mata dunia saat ini terus tertuju ke negara ini.
HIV/AIDS di Indonesia, lanjutnya, sudah layak dikategorikan sebagai musibah nasional, karena menyangkut kehidupan manusia. Berbeda dengan flu burung yang saat ini diributkan, karena menyangkut hewan dan belum terbukti langsung
menjangkiti manusia.
"Semua elemen masyarakat, harus bersatu padu, termasuk tokoh masyarakat dan pemimpin daerah harus memiliki komitmen kuat untuk AIDS. Saya sudah lihat di beberapa daerah komitmen para pemimpin, seperti di Jakarta yang menyediakan
APBD sebesar Rp7 miliar dan Jabar Rp2,5 miliar untuk 2005 ini," tandasnya.
Menko berjanji akan membawa masalah HIV/AIDS ini dalam rapat kabinet mendatang. Dia juga akan meminta tambahan anggaran untuk program pencegahan penularan AIDS dari APBN.
"Ada usulan penderita HIV/AIDS mendapat obat gratis. Selain itu juga perlu dibangun laboratorium gratis hingga ke daerah-daerah, sehingga bisa mendeteksi penyebaran penyakit ini secara pasti. Saat ini HIV/AIDS bisa dicatat berdasarkan hasil yang muncul ke permukaan, sementara banyak lainnya tidak terdeteksi karena belum ada pemeriksaan laboratorium," jelasnya.
Penyakit ini, ungkap Menteri, sudah harus diperlakukan sebagai epidemi dalam kondisi yang sudah emergency. HIV/AIDS berkembang seperti gunung es dan merupakan bahaya laten. Epidemi HIV/AIDS harus menjadi prioritas untuk ditanggulangi dengan serius, karena merupakan silent killer. Dari data, beberapa provinsi di Indonesia dengan tingkat kemiskinan tinggi termasuk dalam provinsi prioritas karena tingkat prevalensinya sangat mengkhawatirkan.
"Implikasi dari keadaan ini mengharuskan Indonesia bergerak cepat, memobilisasi sumber daya secara efektif dan melibatkan komponen masyarakat. Paradigma memperlakukan pekerjaan sebagai bisnis dan proyek yang sempit untuk kepentingan sesaat sudah harus ditinggalkan," tandasnya.
Ia meminta para pemimpin di daerah untuk sangat berkomitmen mendukung pencegahan penyebaran HIV/AIDS secara maksimal. "Saat ini banyak daerah melakukan Pilkada. Komitmen calon untuk HIV/AIDS sudah harus ada, dan rakyat pun harus memilih mereka yang berkomitmen dengan jelas," paparnya.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|