Tokoh Agama: Kerahkan Energi Agama Untuk Perbaiki Moral Bangsa
Doa Sejuta Pelita Sejuta Harapan sampaikan doa untuk keselamatan bangsa Indonesia
Tuesday, Jul. 26, 2005 Posted: 5:38:41PM PST
Pada hari Sabtu malam lalu, ribuan umat Budha dari berbagai daerah di Indonesia menggelar "Sejuta Pelita Sejuta Harapan" dengan ditandai penyalaan sejuta lilin di berbagai tempat di kompleks Candi Borobudur dan menyampaikan doa untuk keselamatan Bangsa Indonesia.
Bagi Para tokoh agama, mereka melihat pentingnya agama dalam proses bangsa.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafe'i Ma'arif memandang perlu energi agama dikerahkan untuk memperbaiki kondisi moral bangsa Indonesia.
"Energi agama dikerahkan untuk memperbaiki moral bangsa, beragama harus serius, tidak bisa 'main mata' dengan Tuhan," katanya di Borobudur, Sabtu petang saat bersama para tokoh lintas agama menggelar jumpa pers terkait HUT ke-50 Majelis Buddayana Indonesia.
Menurut dia, agama harus betul-betul berperan dalam proses pencerdasan bangsa dan bukan sekadar mengedepankan kegiatan seremonial dan simbolis.
Meski masyarakat Indonesia menganut beragam agama, katanya, tetap sebagai sesama saudara. Semangat persaudaraan itu harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Romo Frans Magnis Suseno SJ mengemukakan, agama-agama perlu saling menghormati sebagai perwujudan kehidupan agama masa mendatang.
"Umat beragama harus keluar dari kepicikan dan melihat kebaikan agama lain. Kami punya iman kami masing-masing dan lebih saling menghormati untuk bisa melihat kebaikan yang ada pada agama lain. Itu bisa menciptakan suasana perdamaian, keadilan dan kemanusiaan," kata Romo Magnis.
Pengalaman bertemu dengan agama-agama lain, katanya, memerkaya iman umat beragama.
Budi Tanu Wibowo (Ketua Majelis Tinggi Agama Kong Hucu Indonesia) mengatakan tokoh-tokoh agama jangan dimonopoli sebagai milik umat agamanya melainkan milik seluruh umat beragama.
Para tokoh agama, katanya, harus bisa menjadi contoh bagi seluruh umat beragama antara lain menyangkut hidup bertoleransi, bekerja sama dan saling menghormati antarsesama umat agama.
Sandra Pasaribu
|