Tokoh Agama Dituntut Berperan Aktif Perangi PSK di Sulut
Penanganan oleh seluruh stakeholder dan tokoh agama seperti Badan Kerjasama Antar Umat Beragama sangat diperlukan
Wednesday, Jul. 20, 2005 Posted: 9:23:54AM PST
Sungguh ironi jika Sulawesi Utara yang dikenal sebagai daerah religius dikategorikan sebagai daerah pemasok atau pengirim untuk trafficking domestik di Indonesia terutama pekerja hiburan dan Pekerja Seks Komersial (PSK). Hal itu dikatakan Koordinator Pusat Informasi Perlindungan Perempuan dan Anak (PIPPA) Sulut, Pdt Vike N Karundeng MTh akhir pekan lalu, Komentar memberitakan.
Kenyataan ini, kata Karundeng, harus ditangani secara serius oleh seluruh komponen yang ada, baik dari pihak pemerintah, aparat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lebih lagi para tokoh agama. Pasalnya, peranan tokoh agama dalam hal ini merupakan wujud konkret yang tidak terbatas di atas mimbar.
"Seperti kita ketahui, isu trafficking atau perdagangan orang terutama perempuan dan anak sudah menjadi persoalan krusial dan urgensi dewasa ini, terlebih bagi Sulut yang saat ini dikategorikan sebagai daerah pemasok. Karena itu, penanganan yang serius oleh seluruh stakeholder yang ada dan khususnya lagi para tokoh agama seperti Badan Kerjasama Antar Umat Beragama (BKSAUA) sangat diperlukan," tutur Karundeng.
Ia menyatakan penyebabnya adalah ketidakberpihakan oknum aparat maupun ketidakpekaan pemerintah setempat dalam menangani persoalan ini. Karenanya kerjasama yang baik sebagai jawaban atas persoalan ini harus secepatnya dilakukan.
"Untuk ke luar dari persoalan ini memang tidak semudah membalik telapak tangan. Hal ini memerlukan kerja keras. Bahkan menjadi tantangan bagi para tokoh agama untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang."
Sementara itu, Kasubag Humas dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Depag Sulut, Maxi Pattymahu, juga turut memprihatinkan persoalan ini. Menurutnya, merupakan hal yang tidak dinyana jika Sulut mendapat predikat demikian. Padahal, berbagai upaya kerohanian seperti KKR dan dakwah tidak hentihentinya dilakukan di daerah ini. Namun, katanya para tokoh agama jangan putus asa dan jemu untuk terus melakukan kegiatan ibadah dan tidak merasa sia-sia. "Sebab, firman yang telah ditabur tidak akan kembali dengan sia-sia," tukas Pattymahu.
Koordinator Hossana Ministries Manado, Ev Dirk Mangindaan, mengatakan bahwa persoalan ini merupakan cara iblis untuk membinasakan jiwa manusia. "Iblis bekerja tanpa pandang bulu. Namun bagi kita yang taat kepada FirmanNya tidak perlu khawatir. Sebab Tuhan akan memproteksi kita."
Nofem Dini
|