Para Tokoh Agama Sulut Serukan Imbauan Jelang Pikada
" mewaspadai apa yang biasa disebut dengan serangan fajar. Karena bukan merupakan rahasia lagi menjelang pilkada akan muncul para sinterklas yang ingin menghasut dan mempengaruhi pilihan hati nurani warga dan komitmen parta penyelenggara pilkada,"
Saturday, Jun. 18, 2005 Posted: 9:40:32AM PST
Menjelang pilkada di Sulawesi Utara (Sulut) Senin 20 Juni mendatang, para tokoh agama di Sulut mengimbau agar warga masyarakat mengedepankan hati nurani, serta menjauhkan diri dari serangan fajar praktik politik uang, dan agar dapat menjalankan pemilihan itu dengan damai dan lancar, Harian Komentar memberitakan.
"Kami BPS GMIM mengimbau kepada masyarakat Sulut, khususnya warga GMIM untuk menyukseskan Pilkada Sulut 2005 nanti dengan damai, aman dan tenteram tanpa gejolak. Tunjukkan bahwa kita memiliki tingkat kesadaran berdemokrasi yang dewasa," ungkap Ketua Badan Pekerja Sinode GMIM Pdt Dr AO Supit melalui Sekretaris Sinode GMIM Pdt Decky Lolowang MTh Jumat kemarin.
Sementara itu, Uskup Manado Mgr Yoseph Suwatan MSC melalui Sekretaris Keuskupan Pastor John Lengkong MSC menegaskan, kejujuran, keadilan serta kebenaran yang dilandasi dengan kekuatan bisikan hati nurani merupakan kunci sukses dalam penyelenggaraan pilkada sekaligus modal penting untuk menghadirkan pemimpin yang sesuai harapan. "Dengan demikian penyelenggaraan pilkada dilaksanakan secara bermartabat, dan menghindarkan diri dari kemungkinan konflik yang bakal terjadi, tetapi juga kita akan menghasilkan pemimpin Sulut yang sesuai dengan harapan masyarakat Sulut," tegasnya.
Sikap waspada diingatkan Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Propinsi Sulut Ir Suryono. "Waspadai hasutan sepihak dan kedepankan sifat jujur dan adil, karena ketidakjujuran dan ketidakadilan merupakan awal dari pencecokan. Dan kepada seluruh warga untuk tetap mengedepankan hati nurani dalam menentukan pilihannya," ajaknya.
Ketua Umum Sangha Walubi Sulut dan Indonesia Timur Bhiksu Dr Dharma Surya Mahasthavira MA MSi memperingatkan, "Dan harus juga mewaspadai apa yang biasa disebut dengan serangan fajar. Karena bukan merupakan rahasia lagi menjelang pilkada akan muncul para sinterklas yang ingin menghasut dan mempengaruhi pilihan hati nurani warga dan komitmen parta penyelenggara pilkada," pintanya.
Ketua MUI Sulut KH Fauzy Nurani melalui sekretarisnya Drs Anwar Panaar mengungkapkan, pelaksanaan pilkada merupakan momentum istimewa di mana rakyat secara langsung memberikan suaranya kepada calon pemimpin yang dinilai mampu dan layak memimpin Sulut lima tahun ke depan.
Ketua Badan Musyawarah Antargereja (Bamag) sekaligus Sekretaris BKSAUA Manado Pdt Drs Johan Manampiring STh, mengungkapkan esensi spiritual dalam pilkada hendaknya menjadi sentral dari pelaksanaan pilkada. "Pilkada haruslah menjadi sebuah ibadah di mana tidak ada kecurangan, tidak ada kemunafikan, tidak ada penggelembungan suara dan sebagainya dan seluruh perilaku dalam pencoblosan, penghitungan hingga penetapan haruslah merupakan satu rangkaian ibadah kepada Tuhan," ujarnya.
Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Gbl Tedy Batasina STh, menambahkan kehendak Allah tersebut, lanjutnya, terwujud dalam bentuk pemberian kesempatan kepada rakyat untuk mengapresiasikan hak demokrasi, menghindari upaya pemaksaan dan pemasungan kebebasan, menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam merajut peradaban demokrasi yang bermartabat.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|