Pertemuan Tokoh Agama di Moskow Lahirkan Deklarasi Bersama Menentang Terorisme
Seluruh komponen harus mengambil langkah tegas untuk membasmi terorisme, separatisme ideologi dan perusak moral bangsa
Saturday, Jun. 11, 2005 Posted: 1:45:28PM PST
Semangat pertemuan para tokoh agama dunia yang berlangsung di Moskow, Rusia yang berhasil melahirkan deklarasi bersama menentang segala bentuk terorisme dan kekerasan berkedok agama harus ditindaklanjuti oleh para tokoh agama di Indonesia.
Dialog Tokoh Agama Sedunia berlangsung di Moskow 7-8 Juni 2005. Tema dialog itu adalah "Religion and Peace, from Terrorism and Global Ethics (Agama dan Perdamaian, dari Terorisme hingga Etika Global), dan dihadiri sejumlah tokoh-tokoh agama dari Indonesia.
Dinyatakan, para tokoh agama perlu membangun sebuah poros atau jejaring bersama dalam rangka menyadarkan umat untuk tidak terjebak dan terhasut oleh kepentingan politik sekelompok orang yang mencoba menjadikan agama sebagai kendaraan politiknya.
"Saya yakin hampir 99,5 persen penduduk Indonesia adalah warga negara dan warga masyarakat yang cinta damai dan ingin hidup harmonis dengan sesama anggota masyarakat dan warga bangsanya. Hanya 0,5 persen saja yang terjebak oleh radikalisme dan kemudian gampang digiring oleh kepentingan politik berkedok agama. Merupakan tugas para tokoh agama di Indonesia mencerahkan dan mencerdaskan umatnya agar menjadi warga negara dan warga masyarakat yang baik," ujar Rektor Universitas Trisakti, Prof Dr Thoby Mutis di Jakarta, Kamis, 9 Juni, yang diberitakan Suara Pembaruan.
Para politisi jahat yang menggunakan agama sebagai kendaraan menghalalkan segala cara dengan maksud menghasut serta mengadu domba warga masyarakat harus segera bertobat karena kebenaran tidak akan pernah dapat ditutupi dan kejahatan yang mereka lakukan cepat atau lambat akan terbongkar.
Sementara itu, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) dalam siaran pers hasil rapat kerja mereka, menyerukan agar segenap elemen masyarakat dan penyelenggara negara, melakukan revitalisasi, penerapan dan pemberlakuan Pancasila, serta pengejawantahan Bhineka Tunggal Ika kedalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam menyongsong perubahan paradigma menuju pembaruan esensial, demi keberlangsungan dan kejayaan Indonesia, melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti luhur, pendidikan kewarganegaraan dan pembangunan masyarakat kewargaan.
"Seluruh komponen masyarakat, aparat keamanan serta penyelengara negara harus memulihkan rasa aman dan rasa percaya diri bangsa, dengan mengambil langkah tegas, dan tuntas untuk membasmi gerakan maupun jaringan terorisme, separatisme ideologi dan perusak moral bangsa dalam berbagai bentuk," ujar Joris Rahadi, Sekretaris Pengarah Raker PIKI.
Nofem Dini
|