Masyarakat Nias Butuh Kepastian Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Enam bulan pasca bencana Tsunami dan gempa menimpa kepulauan Nias, hingga saat ini belum ada tanda-tanda yang berarti untuk direhabilitasi dan rekonstruksi
Friday, Jun. 10, 2005 Posted: 9:23:45AM PST
Enam bulan pasca bencana Tsunami dan gempa menimpa kepulauan Nias yang mengakibatkan 1.267 unit rumah rusak total dan 32.578 tidak bisa dihuni serta 5.386 perahu hancur, hingga saat ini belum ada tanda-tanda yang berarti untuk direhabilitasi dan rekonstruksi.
Hal itu disampaikan Direktur Lembaka Studi dan Advokasi Kebijakan (ELSAKA), Effendi Panjaitan sesuai dengan hasil temuan yang ada di lapangan, Rabu, 8 Juni, di Medan. Demikian seperti yang diberitakan SIB.
Kondisi tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan ketergantungan masyarakat Nias terhadap pembagian jatah pangan. Selain itu keresahan mulai timbul di kalangan masyarakat karena belum ada tanda-tanda pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang didukung oleh Pemerintah atau Badan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BPRR).
Effendi menegaskan bahwa jika pemerintah (BPRR) tidak memfasilitasi atau memberikan bantuan terhadap pembangunan kembali rumah korban gempa dan Tsunami, hendaknya segera diumumkan secara resmi sehingga mendorong masyarakat mengambil langkah-langkah untuk membangun kembali rumahnya secara bertahap dan meninggalkan kamp pengungsian dan perumahan darurat yang saat ini dihuni sekitar 150 ribu jiwa.
Masyarakat di Gunung Sitoli dan Teluk Dalam yang merupakan pusat perdagangan yang menggerakkan perekonomian di Pulau Nias sangat mengharapkan kebijakan BPRR tentang kapan masyarakat boleh membangun kembali rumahnya secara permanen.
BPRR juga diharapkan melakukan perbaikan sarana perekonomian seperti ruko, cottage sebanyak 100 unit di Teluk dalam serta 5.800 unit perahu nelayan di kepulauan Nias sesegera mungkin.
Desakan-desakan yang disampaikan masyarakat Nias melalui wadah LSM tersebut merupakan sinyal bahwa jika penanganannya dilakukan secara lamban, sedangkan bantuan pangan terus berkurang, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih rumit di hari mendatang.
Nofem Dini
|