Dua Ledakan Bom Kembali Guncang Poso
Ledakan bom mengguncang kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada pagi hari waktu setempat hari ini, Sabtu, 28 Mei 2005
Saturday, May. 28, 2005 Posted: 3:56:25PM PST
Ledakan bom mengguncang kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pagi hari waktu setempat hari ini, 28 Mei 2005, dan sampai pada Sabtu siang dan sedikitnya telah menewaskan 22 orang. Ada ketakutan pertikaian berdarah akan kembali muncul di wilayah tersebut.
Ledakan tersebut terjadi di Pasar Tentena di tengah keramaian aktivitas jual beli masyarakat. Selain menewaskan korban, ledakan tersebut juga menghancurkan bangunan-bangunan semi permanen di sekitar pasar di kota Tentena yang terletak sekitar 54 km tenggara kota Poso itu.
Data Pemkab Poso menyebutkan korban yang tewas telah teridentifikasi sebanyak 19 orang, diantaranya Suriati Monango (Lurah Peteridongi di Kecamatan Pamona Utara), pemuka agama Pendeta Beny Dolelia, sementara tiga korban lainnya yang tewas masih diidentifikasi polisi dan petugas medis.
Kondisi seluruh korban tewas yang dilarikan RSU Tentena itu mengalami luka bakar serius pada sekujur tubuh akibat terkena serpihan bom. "Selain korban tewas tercatat 35 orang menderita luka serius dan saat ini mendapat tindakan medis di RSU Tentena," kata Humas Pemkab Poso, Abdul Haris Renggah.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Aryanto Sutadi tiba di Kota Poso dan melanjutkan perjalanan ke Tentena. Situasi Kota Poso sendiri sejak Sabtu siang berlangsung lengang.
Tentena adalah sebuah bagian dari wilayah dimana terjadi pertikaian selama tiga antara Muslim-Kristiani yang memakan 2.000 korban jiwa sampai sebuah perjanjian damai disetujui pada akhir tahun 2001. Periode setelah itu masih diwarnai kekerasan dan pertikaian, namun kejadian ledakan bom hari Sabtu merupakan salah satu yang terburuk.
"Dalam 2 tahun terakhir kekerasan di Poso berubah dari kekerasan secara terbuka menjadi kekerasan secara tertutup dengan cara penembakan misterius dan pengeboman, sebagaimana yang nampak dari kasus terakhir di Tentena," pernyataan pers Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) dan Lembaga Pengembangan Studi Hukum dan HAM (LPSHAM) Sulteng.
Dari catatan Kontras pada tahun 2003 terjadi 10 peristiwa pengeboman dengan jumlah korban sebanyak 1 meninggal dunia dan 11 luka-luka. Sementara pada tahun 2004 terjadi 6 peristiwa pengeboman dengan korban 6 meninggal dunia dan 2 luka-luka. Dari semua kasus pengeboman terjadi tidak satupun aparat hukum, kepolisian, mampu menangani sampai tuntas.
Peristiwa meledaknya bom itu merupakan upaya untuk memelihara kekerasan di Poso. Oleh karena itu, imbau mereka, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing melakukan kekerasan.
Nofem Dini
|