“Karya Terbesar” Paskah Nasional Diadakan, Doa Lintas Agama Bersama

Bertema: kasih persaudaraan dan kerukunan umat, diharapkan terjalin kerukunan umat demi menuju perdamaian bangsa.

Tuesday, Apr. 19, 2005 Posted: 1:58:11PM PST

Ketua Partai Damai Sejahtera, Pdt. Ruyandi Hutasoit memimpin doa dalam acara pertama Paskah Nasional, Sabtu, 16 April 2005 di Bundaran HI. (Sandra Pasaribu/KP)

Iringan pawai dari berbagai elemen, gereja-gereja dan organisasi masyarakatdalam acara pertama Paskah Nasional, Sabtu, 16 April 2005 di Bundaran HI. (Sandra Pasaribu/KP)

Doa lintas agama di lapangan Monas dalam dalam acara kedua Paskah Nasional, Sabtu, 16 April 2005. (Sandra Pasaribu/KP)

Perayaan Paskah tingkat nasional diadakan di Jakarta pada hari Sabtu, 16 April 2005. Acara Paskah ini diadakan dalam dua acara, yaitu pawai bersama yang diikuti oleh berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. dimulai dari Bundaran HI, jam 16.30 WIB.

Acara kedua bertempat lapangan silang Monas yaitu perayaan Paskah Nasional pada pukul 17.00 WIB yang mencakup doa lintas agama dari elemen-elemen agama terkait yaitu Muslim, Buddha, Kong Hu Chu, dan juga dari kalangan umat Kristiani, kemudian dilanjutkan dengan kebaktian Paskah yang diikuti peserta total berjumlah sekitar 20.000 orang.

Acara ini dihadiri oleh pemimpin gereja dan tokoh undangan, termasuk Ketua Acara dan juga ketua Gereja Rakyat Pdt Shepard Supit, Pemimpin Gereja Orthodox Indonesia Romo Iosaf Tandibilang, Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Wibowo, Gembala GRII Pdt Stephen Tong, Ketua Sinode GBI Mawar Saron Jacob Nahuway.

Dalam acara pertama di Bundaran HI, Ketua Acara Pdt. Shepard Supit menyatakan ini adalah pertama kalinya diadakan paskah secara terbuka, yang tidak hanya dilakukan secara sectarian saja. Ia menyatakan harapannya agar acara ini menjadi semangat bersama.

Ia menjelaskan, 'Ttema paskah yaitu kerukunan umat karena ini karena ini adalah masalah yang harus kita upayakan bersama. Ini tidak turun hanya dari umat, tapi harus diupayakan bersama. Mari kita percaya umat yang rukun adalah yang mampu untuk membangun bangsa di depannya.”

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Wagub Fauzi Wibowo yang telah menyumbangkan pawai betawi beserta ondel-ondel untuk turut serta dalam pawai bersama. Ia menilai ini merupakan suatu dukungan kepada masyarakat bagi adanya acara kerukunan.

Umat Orthodox yang juga hadir mendukung acara ini. Romo Iosaf Tandibilang menyatakan, walaupun Paskah Orthodox dimulai 1 Mei, tetapi mereka ingin ikut serta dalam kebersamaan seluruh umat Kristiani.

“Paskah Orthodox dimulai 1 Mei, kalaupun sekarang ikut acara ini, karena ini adalah momen yang luar biasa dimana ada kebersamaan antara seluruh Kristen, dan juga ada pendekatan dengan Kristen yang lain,” ungkap Tandibilang kepada KP di sela-sela acara sebelum pawai di Bundaran HI.

“Acara ini luar biasa sekali, semoga acara-acara sepertt ini bisa kita angkat lebih lagi, ini acara pertama di Indonesia. Kalau dilihat kebersamaan kita umat Kristiani, Islam, Buddha, Hindu, ini merupakan persaudaraan di dalam bangsa ini,” sat dinyatakan kesannya.

Pdt Dr.Ruyandi Hutasoit, Ketua Partai Damai Sejahtera (PDS) dalam sambutannya mengatakan, “Hari ini kita memulai suatu tradisi yang indah sekali yang menekankan bahwa paskah dimulai oleh peristiwa yang menekankan pada penderitaan. Yesus mati disalibkan, tapi bangkit dengan kemenangan. Dan sebentar lagi kita merayakan hari Kartini, habis gelap terbitlah terang di Indonesia yang beberapa hari belakagan ini banyak bencana, biarlah itu merupakan kegelapan yang akan berakhir pada hari ini. Hari berakhir semua malapetaka, dan tidak hanya di Jakarta tapi juga di Indonesia.”

Kemudian pawai bersama yang dimulai dari Bundaran HI menuju Lapangan Monas dimulai. Pawai ini diikuti oleh sekitar 54 gereja-gereja dan organisasi, serta sekolah-sekolah. Suasana marak dan sukacita tampak tergambar dari wajah para peserta yang merayakan Paskah dalam suasana kedamaian. Para peserta pawai dari berbagai kelompok itu menyanyikan lagu-lagu gereja yang terdengar di sepanjang jalan Thamrin.

Next Page: 1 | 2 |

Sandra Pasaribu