NGOs AS Berfokus pada Pemulihan Ekonomi pada Wilayah Terkena Tsunami
Kelompok-kelompok Kristiani juga turut serta memperbaiki peralatan, melatih guru, menyediakan bantuan legal
Wednesday, Apr. 6, 2005 Posted: 7:30:38PM PST
Menurut tiga perwakilan dari organisasi non pemerintah (non-governmental organizations-NGOs) utama di Amerika Serikat, pemulihan ekonomi jangka panjang dan rekonstruksi adalah prioritas dari usaha-usaha bantuan di wilayah-wilayah yang terkena bencana tsunai 2004.
Dalam sebuah pers briefing di Wangshington, 1 April, James Bishop, Direktur kebijakan kemanusiaan dan tindakan dari InterAction, sebuah koalisi dari 160 NGOs di Amerika mengatakan anggota-anggota organisasinya "membantu dalam semua disiplin-disiplin bantuan bencana," termasuk perbaikan dan rekonstruksi tempat perlindungan, air dan sanitasi, jasa kesehatan, penyediaan bahan makanan darurar dan bantuak psikososial.
Courtney Brown, petugas keamanan program makanan dari Food for the Hungry, sebuah organisasi bantuan dan pengembangan Kristiani dan juga anggota InterAction mengatakan, organisasinya bekerja dengan NGOs lokal di Indonesia, India dan Thailand untuk menyediakan bantuan dana kecil dan memulihkan peralatan agrikultural, perahu nelayan, mesin jahit dan alat-alat lain yang penting; membangun infrastruktur seperti kantor, sekolah, kanal; dan melatih guru-guru baru dan pekerja kesehatan.
Nancy Yuan, vice president dan direktur dari kantor Asia Foundation di Washington menambahkan, saat mereka telah terbentuk untuk memberikan bantuan, mereka dapat lebih cepat pergi ke area darurat. Ia mengatakan organisasinya menyediakan bantuan dana kepada partner organisasi lokal daripada memberikannya langsung kepada korban melalui Muhammadiyah. Mereka juga menyediakan program untuk radio dan memonitor proyek rekonstruksi di Aceh.
Bishop mengatakan bantuan tersebut disediakan kepada setiap orang di daerah yang terkena tsunami.
InterAction melarang ujian relijius untuk mendapatkan bantuan, sehingga semua bantuan mereka diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, tanpa ada pertimbangan diberikan kepada afiliasi relijius yang membantu.
Brown bependapat sama dengan pernyataan Bishop, mengatakan waalaupun Food for the Hungry adalah organisasi Kristiani, "penyediaan jasa-jasa kami didasarkan secara murni untuk keperluan, bukan pada pengakuan atau sistem kepercayaan atau sistem nilai."
Bishop menyebut tsunami sebagai "krisis pengecualian, tidak hanya dalam jumlah anggota kami yang merespon, tetapi juga dalam kemurahan yang telah mereka terima dari publik Amerika." Menurutnya, anggota InterAction sampai sejauh ini telah mengumpulkan $1.91 milyar dari publik Amerika, korporasi dan yayasan-yayasan.
Ia memperkirakan usaha pemulihan akan mengambil waktu "tahunan, bukan bulanan" dan mengatakan anggota koalisinya diharapkan untuk "tetap berhubungan di negara-negara yang terpengaruh untuk tiga sampai lima tahun." Akan tetapi, Bishop dan Brown mencatat, pemerintah Indonesia akan mengadakan kajian sekitar 26 April untuk menentukan apakah NGOs internasional dan pekerja-pekerja bantuan internasional boleh atau tidak boleh tinggal di Aceh.
Nofem Dini
|