Sekum KGPM: Pergumulan Nias Menantang Solidaritas Kemanusiaan Kita
"Kita harus berlomba untuk menunjukkan semangat cinta kasih dan pengorbanan bagi sesama. Mereka adalah kita dan kita adalah mereka."
Tuesday, Apr. 5, 2005 Posted: 12:22:47PM PST
Penderitaan dan pergumulan warga Nias saat ini bukan hanya dilihat sebagai sebuah peristiwa alam biasa. Justru dibalik peristiwa alam ini terkandung muatan sprirtualitas yang luar biasa.
Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Gembala Tedy Batasina STh menegaskan hal tersebut kepada harian SIB pada tanggal 3 April.
Ia mengatakan, pergumulan Nias merupakan momentum bagi umat beragama di Indonesia dan secara khusus di Sulut untuk merefleksikan imannya. Pergumulan Nias harus menjadi refleksi keimanan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sulut. Pergumulan Nias tidak hanya menyentuh batas-batas keimanan kita tetapi juga menggunggah dan menantang solidaritas kebangsaan.
“Ujian dan cobaan yang dialami warga Nias menjadi permenungan yang mendalam tentang bagaimana kuasa dan kehendak Tuhan bagi kehidupan manusia umat-Nya. Inilah refleksi iman yang pantas dan selalu kita renungkan bersama sebagai umat Tuhan,” ungkapnya.
“Pergumulan Nias menantang kita semua untuk membuktikan solidaritas kemanusiaan untuk tidak hanya bersimpati tetapi terlebih berempati kepada mereka yang berkesusahan."
Karena itu, lanjutnya, tidak ada makna lain selain bagaimana kita membuktikan iman dan perbuatan sebagai umat beragama yang peduli pada penderitaan dan pergumulan sesamanya, ia melanjutkan.
“Kita harus bersatu padu mewujudkan kebersamaan, merasa sepenanggungan tanpa pandang SARA. Kita harus berlomba untuk menunjukkan semangat cinta kasih dan pengorbanan bagi sesama. Mereka adalah kita dan kita adalah mereka."
Nofem Dini
|