Gempa di Nias, Umat Kristiani Berduka
Christian Freedom International menyerukan bantuan doa, material, dan keuangan kepada orang-orang Kristiani di Nias
Tuesday, Mar. 29, 2005 Posted: 1:49:10PM PST
|
|
|
Umat Kristiani di Aceh (atas & bawah) berdoa untuk korban gempa tsunami yang melanda Aceh, Sumatra, dan kawasan lainnya. (Foto:AP) |
Gempa bumi berkekuatan 8,7 pada skala Richter yang mengguncang Sumatra Utara dan sekitarnya juga dirasakan getarannya di Semenanjung Malaysia pada Selasa dinihari. Gempa yang diperkirakan berpusat di pantai barat Kepulauan Nias itu menghancurkan ratusan rumah di kawasan Gunung Sitoli dan beberapa di antaranya terbakar.
Di beberapa wilayah Sumatra Utara, gempa itu menimbulkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat yang menghawatirkan akan terjadinya tsunami seperti pada 26 Desember lalu. Akibatnya, banyak warga di Tapanuli Tengah, Sibolga, Tanjung Balai, Belawan, Percut, serta kawasan pantai Cermin mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Yayasan Kristen untuk Kesejahteraan Umum (YAKKUM) menemukan 21 korban meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Nias Senin malam. "Setelah beberapa kali berkeliling dengan sepeda motor pagi ini kami menemukan 21 jenasah. Tetapi jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah karena sejak semalam hingga pagi ini beberapa orang masih terperangkap diantara reruntuhan," kata petugas Informasi YAKKUM Emergency Unit, Michael Yudha Winarno di kota Gunung Sitoli, Nias.
Dia juga menjelaskan hampir 60 persen bangunan di kota Gunung Sitoli termasuk sarana dan prasarana umum dan tempat ibadah rusak berat karena gempa itu juga menyebabkan terjadinya kebakaran di Pasar Kota Gunung Sitoli, Jalan Diponegoro dan sepanjang jalan ke arah Sirombu.
"Jika gempa yang disusul tsunami beberapa waktu lalu tidak banyak menyebabkan kerusakan fisik di kota ini, gempa yang terjadi sekitar pukul 11.20 WIB malam tadi waktu Kota Gunung Sitoli menyebabkan ratusan rumah penduduk rusak demikian juga dengan gedung kantor, tiga masjid dan tiga gereja, sejumlah ruko serta dua hotel di kota ini," katanya.
YAKKUM pun menurut dia telah berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan lain seperti Pusat Kajian untuk Penidikan Aak, Satkorlak Bencana dan instansi lain di kota itu untuk melakukan kegiatan evakuasi dan penanganan pengungsi.
"Dari laporan Komadan Kodim dan Wakil Bupati Nias, hampir 80 persen kota rusak, serta sedikitnya 500 rumah runtuh dan diperkirakan penghuninya ikut tertimbun reruntuhan itu," kata TB Silalahi, utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Nias, kepada ANTARA. Ia menyebutkan korban jiwa belum bisa dipastikan, namun informasi berkembang diperkirakan ratusan hingga ribuan orang.
Nofem Dini
|