Upaya Kristenisasi di Aceh Dibantah Kantor Menko Kesra
Aceh membutuhkan bantuan secara nyata termasuk dari lembaga-lembaga Kristiani , kata Deputi
Friday, Mar. 18, 2005 Posted: 12:41:24AM PST

Deputi Bidang Koordinasi Agama, Budaya dan Pariwisata, Kantor Menko Kesra, Risman Musa, membantah isu yang mengatakan adanya Kristenisasi di Aceh lewat lembaga-lembaga Kristen yang melakukan tugas misionaris dengan dalih misi kemanusiaan bantuan tsunami.
”Saya tegaskan bahwa isu ini tidak benar. Selama ini lembaga-lembaga Kristen yang membantu korban bencana alam tsunami di Aceh benar-benar murni sebagi misi kemanusiaan, bukan melakukan Kristenisasi,” kata Risman yang mewakili Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Alwi Shihab dalam seminar ”Kami Cinta Aceh dan Nias” yang diadakan oleh lembaga Kristen Ayub (Asosiasi Yayasan Untuk Bangsa) Selasa, 15 Maret, di Jakarta.
Risman mengatakan Aceh masih sangat membutuhkan bantuan secara nyata dari pihak manapun, termasuk dari lembaga-lembaga Kristiani yang selama ini sangat membantu rakyat Aceh. ”Keberadaan lembaga-lembaga Kristiani tersebut kami harap dipertahankan di Aceh sampai pekerjaan pembangunan kembali Aceh dapat kita selesaikan bersama secara tuntas demi masyarakat Aceh yang ditimpa bencana alam,” katanya. Ia mengungkapkan pada awalnya terdapat 380 LSM nasional maupun asing yang berada di Aceh, tapi saat ini hanya tinggal 180 LSM.
”Oleh karena itu lembaga-lembaga gereja asing maupun nasional yang menjadi bagian dari relawan terhadap Aceh, kami harapkan terus memberikan perhatian kepada Aceh. Keterlibatan dewan gereja Asia dan dewan gereja Amerika, beberapa lembaga Kristiani asing dari Eropa dan Vatikan akan terus dibuka kesempatannya untuk terlibat di dalam proses rekonstruksi yang akan segera dimulai,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa pada 28 Maret nanti periode tanggap darurat akan selesai dimana keberhasilan dari periode tanggap darurat akan diukur pada kemampuan masyarakat untuk mengakses makanan dan kesehatan. Sepuluh hari lagi blue print rekonstruksi Aceh diharapkan dapat selesai. Blue print ini dibuat berdasarkan keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat Aceh.
Pemerintah daerah telah mendata 600 masukan dari masyarakat setempat yang bersifat masukan wacana rekonstruksi rakyat Aceh. ”Yang jelas, tekanan dari bawah akan sangat mempengaruhi pemerintah daerah setempat dan pemerintahan pusat dalam pembuatan blue print rekonstruksi Aceh,” kata Risman
Dalam acara tersebut, pimpinan Ayub, Ciputra, menegaskan bahwa lembaga-lembaga Kristiani yang membantu Aceh adalah jembatan antar agama dan antar etnis, bukan sebagai misionaris dan tidak memiliki agenda apapun selain membantu rakyat Aceh. Besar bantuan umat Kristiani tidak perlu dihitung karena merupakan tanggung jawab terhadap yang Maha Kuasa.
Nofem Dini
|