Rachmat Witoelar: Ekosistem Danau Toba Terancam
Saturday, Mar. 12, 2005 Posted: 5:01:35PM PST
Ekosistem Danau Toba dan danau-danau lainnya di Indonesia terancam karena polusi bahan-bahan kimia yang luar biasa merusak. Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengatakan hal itu dalam sebuah seminar nasional yang diadakan oleh Universitas HKBP Nommensen, Medan. Bahan-bahan kimia tersebut berasal dari pabrik kertas, minyak, dan pupuk, demikian dilaporkan bagian informasi HKBP.
Witoelar menyebut matinya ribuan ton ikan mas di Danau Toba akibat virus koi herpes sebagai masalah besar yang perlu mendapat perhatian semua pihak. Danau Toba, katanya, memerlukan manajemen terpadu untuk menjamin keberlangsungan dan kelestariannya.
Indonesia memiliki 500 danau di mana Danau Toba adalah danau terbesar dengan luas 110.260 hektar sedangkan yang terdalam adalah Danau Matano dengan kedalaman mencapai 600 meter. Perusahaan-perusahaan yang paling bertanggung jawab dengan pencemaran danau di Indonesia, kata Witoelar, berjumlah 43 dan 9 di antaranya adalah BUMN. Jika dalam enam bulan ini tidak ada perbaikan, lanjutnya, izin Amdal perusahaan tersebut akan dicabut.
Perhatian kepada danau di seluruh dunia meningkat setelah adanya perhatian serius dari berbagai lembaga internasional seperti International Lake Environment Committee (ILEC, yang meluncurkan World Lake Vision pada Forum Air Dunia Ketiga di Kyoto, Jepang, Maret 2003 yang lalu), World Summit on Sustainable Development Plan of Implementation, Biodiversity Convention, dan Ramsar Convention. Pemerintah, kata Witoelar, sedang mempersiapkan konsep Indonesian Lake Vision sebagai panduan bagi para pejabat pemerintah dalam menjalankan manajemen danau berkelanjutan.
Nofem Dini
|