Suasana Duka Mewarnai Tahun Baru di Seluruh Dunia
Diwarnai Keprihatinan dan Kepiluan terhadap Korban Bencana di Asia
Saturday, Jan. 1, 2005 Posted: 5:49:43PM PST
|
Sebagai rasa simpati terhadap para korban gempa dan tsunami, warga ibukota menyalakan lilin saat menyambut detik-detik pergantian tahun. (Foto: KCM) |
|
Turis asing memegang lilin dan bunga pada saat doa untuk korban tsunami di Pulau Phuket pada Tahun Baru. Pesta dan perayaan digantikan oleh tangisan dan pelukan serta doa di seluruh Thailand pada tahun baru. (Foto: AFP / Pornchai Kittiwongsakul) |
|
Para wanita umat Katolik di Sri Lanka berdoa pada sebuah kebaktian untuk mengingat korban bencana pada malam tahun baru di Gereja St. Mary's di Galle, selatan Sri Lanka, Jumat, 31 Desember, 2004. Rohaniwan Buddhist, Hindu, Muslim dan Kristiani memimpin doa-doa bagi mereka yang tewas dan bagi 1 juta orang lebih yang masih hilang. (Foto: AP / Elizabeth Dalziel) |
Saat 2005 membuat jalannya di seluruh dunia, lebih banyak doa daripada pesta untuk menandai perayaan tahun baru. Tahun baru di banyak negara diwarnai kepiluan atas kematian dan kerusakan karena dibayangi bencana tsunami pada 26 Desember.
Sementara itu, di daerah yang terkena bencana, korban mencapai lebih dari 135.000 orang. Banyak yang masih kesulitan mencari keluarga atau teman yang hilang.
" Tsunami saai ini ada di pikiran semua orang, " seorang turis mengatakan kepada Associated Press pada perayaan Tahun Baru di Sydney. " Anda dapat merasakan orang-orang lebih diam pada malam hari ini; itu (tsunami) tersimpan dalam pikiran orang-orang."
Menurut AP, ratusan ribu orang Malaysia pergi ke gereja, mesjid atau kuil pada hari Jumat untuk berdoa khusus. Petugas pemerintahan di negara yang kebanyakan Muslim ini melarang adanya pertunjukan kembang api dan membatalkan konser publik dan perayaan-perayaan sebagai tanda berkabung untuk setidaknya 66 orang Malaysia yang mati.
Di Indonesia, dimana lebih dari 80.000 orang mati, pemerintah membatalkan pertunjukan kembang api dan mendesak masyarakat untuk berdoa.
Suasana duka sehubungan dengan musibah yang menimpa masyarakat di Naggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara terasa di perayaan tahun baru di Bunderan Hotel Indonesia (HI), 31 Desember.
Para mahasiswa mengedarkan kotak-kotak amal, dan juga digelar pertunjukan teatrikal oleh komunitas Hitam Putih. Dan masyarakat berdoa untuk korban bencana dan menyalakan lilin di Bundaran HI.
Di Thailand, para turis dan pemilik bar di tempat-tempat pariwisata di Thailand dimana begitu banyak turis tewas, mereka tidak dapat membayangkan untuk berpesta.
Sebuah pesta di kota Bangkok, yang direncanakan akan diadakan dan dihadiri oleh Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dan bintang tenis Maria Sharapova dan Venus Williams dibatalkan. Pemerintah mendesak masyarakat untuk berdoa saja.
Di daratan China, China Central Television (CCTV) membatalkan perayaan Tahun Baru dalam rangka menghormati korban bencana. Pemerintah juga membatalkan perayaan tahun baru.
Sementara itu, di Eropa, perayaan tahun baru dibatalkan dari Istanbul sampai Roma sampai Siprus dan di seluruh wilayah Nordik. Ratusan orang Eropa yang biasanya bepergian untuk wisata di tempat-tempat seperti Thailand, Sri Lanka dan India telah tewas dan ribuan orang Eropa lainnya hilang.
Di Paris, kain-kain hitam dililitkan disepanjang Champs-Elysees untuk rasa solidaritas. Di Jerman dan Swedia, bendera-bendera di kantor-kantor pemerintah diturunkan setengah tiang.
Bagi mereka yang mengikuti acara yang telah direncanakan sebelumnya, ada saat diam dan doa untuk mengingat musibah minggu ini. Di Sydney, Australia, 1 juta orang yang menghadiri perayaan tahun baru di pusat kota menundukkan doa dalam diam untuk para korban sebelum memulai perayaan.
Sebagai tambahan, perayaan tahun baru juga umumnya disertai permintaan untuk bantuan dalam usaha pemulihan bencana.
Nofem Dini
|