Dialog Antar-agama Harus Ditindaklanjuti
Para Tokoh Agama Diajak Untuk Memerangi Terorisme
Wednesday, Dec. 8, 2004 Posted: 8:21:22PM PST
Dalam dialog yang digelar di Hotel Sheraton Jogya pada hari Selasa, 7 Desember, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menlu Australia Alexander Downer, Menlu RI Hassan Wirajuda, dan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafi’i Ma’arif menyampaikan pidato sambutannya mengenai perang bersama melawan terorisme.
Dialog antaragama itu diikuti 124 tokoh agama dan 13 negara yang mencerminkan keragaman keyakinan serta agama di Asia Pasifik dan ASEAN.
Acara Dialog dan kerja sama antar-agama yang telah berlangsung di Yogyakarta selama dua hari akan ditutup hari ini dengan ditandai dengan pernyataan bahwa dialog ini harus dilanjutkan dengan tindakan nyata.
Presiden mengajak para tokoh agama yang hadir untuk bersama-sama melawan terorisme. Dikatakan, orang-orang beriman seperti para peserta dialog memiliki tanggung jawab untuk membawa pesan kebenaran, kesatuan, dan harapan hingga ke akar rumput dalam masyarakat.
Tokoh agama menilai, terorisme tidak memiliki akar agama dan bertentangan dengan moralitas.
Perdana Mentri Australia, Downer juga mengatakan bahwa yang dihadapi dunia saat ini adalah perang antara arus utama yang moderat dan pecinta damai melawan minoritas kecil penganut kekerasan. Perang melawan terorisme, katanya, menuntut usaha multidimensi.
Dalam pernyataan bersama, para peserta juga menyatakan komitmen mendalam untuk membangun perdamaian dan sikap saling menghargai perbedaan agama di wilayah Asia- Pasifik. Mereka mengutuk kekerasan dan terorisme yang dianggap sebagai musuh peradaban.
Secara terpisah, Komaruddin Hidayat, pengamat agama dan sosial dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, mengatakan, radikalisme umat beragama dapat dikurangi dengan mengintensifkan dialog antar-agama dan pendidikan. "Harus ada upaya menyadarkan masyarakat bahwa kita hidup dalam rumah tangga besar yang anggotanya memiliki perbedaan," katanya.
Dialog antar-agama ini dianggap telah mencapai tujuannya, yakni mengembangkan saling pengertian dan harmoni di antara komunitas lintas agama di kawasan Asia-Pasifik.
Di masa depan, pengembangan budaya damai dan saling menerima yang didasarkan atas hubungan setara harus lebih dikembangkan melalui pendidikan. Karena itu, pemerintah di kawasan Asia-Pasifik diimbau mendukung inisiatif dialog dan kerja sama antar-agama di masa mendatang.
Nofem Dini
|