Widowati: Mantan Kepala Biro Pemuda PGI 2001-2004
Monday, Jan. 10, 2005 Posted: 4:09:17PM PST
|
Widowati, Kepala Biro Pemuda PGI 2001-2004 |
Widowati adalah mantan Kepala Biro Pemuda PGI periode 2001- 2004. Lahir di Surabaya, 14 Mei 1970 dari keluarga sederhana, Widowati menghabiskan waktu pendidikannya mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi di Surabaya.
Widowati di lingkungan keluarga dan teman-temannya dikenal sebagai orang yang aktif melakukan berbagai kegiatan organisasi yang berhubungan dengan kerohanian, diantaranya pernah mengikuti MPK OSIS Negeri 16 serta HIMATIKA ITS.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Komisi Pemuda Gereja di jemaat, Klasis dan sinode 1986 ? 2001, Komisi Wanita PGIW Jatim 1998 ? 2001 dan terakhir menjabat sebagai Kepala Biro Pemuda PGI 2001 ? 2004.
Sementara itu kegiatan organisasi non formal juga telah banyak diikutinya, menjadi pengurus karang taruna, panitia seminar kepemimpinan gerejawi Jatim, panitia nasional FRI X, panitia siding MPL PGI, panitia seminar pemuda lintas agama Jatim, panitia seminar perempuan lintas agama Jatim. Widowati juga pernah menjadi salah satu peserta sidang gerejawi di beberapa Negara seperti Hongaria, Zimbabwe dan lain-lain.
Dalam wawancara singkat dengan ibu Widowati pada Rabu 5 Januari di ruang kerjanya dengan Kristiani Pos, beliau menjelaskan kegiatan-kegiatan apa saja yang dibahas di Biro Kepemudaan.
Berikut ini petikan wawancara singkat dengan ibu Widowati sebagai mantan Kepala Biro Pemuda PGI yang dilaporkan oleh reporter Nofem Dini/ Kristiani Pos :
-Apa saja selama ini kegiatan yang dilakukan di dalam Biro Kepemudaan ?
Membahas topik-topik aktual yang sedang terjadi atau hangat dibicarakan, dan menyelesaikannya lewat kesepakataan bersama . Diantaranya adalah kasus HIV/AIDS dan bencana alam di Aceh. Hal ini dilakukan sebagai rasa kepedulian dan keprihatinan bagi sesama.
-Bagaimana tanggapan ibu terhadap musibah bencana tsunami yang terjadi di propinsi Aceh Desember lalu?
Kita mengintrospeksi diri, melihat sejauh mana kepedulian kita terhadap alam dan melihat mengapa alam menjadi marah, ini karena manusia telah mengeksploitasi sumber alam luar biasa, terutama sumber alam di laut, biarlah kita melihat lebih dekat bahwa semua ini terjadi sebagai pelajaran berharga yang dapat kita ambil hikmahnya.
Bencana ini juga menguji kita sebagai manusia untuk mengintropeksi diri, melihat seberapa jauh kepedulian kita terhadap sesama dan alam. Meilhat diri kita yang seringkali hidup dalam kesombongan, melalui peristiwa ini, kita dapat menyadari bahwa kita sebagai manusia adalah saling membutuhkan.
Yunita Tjokrodinata
|