Pendeta Benny Halim: Natal Sebagai Wujud Kasih dan Keadilan
Dalam acara Natal GKI Serang
Monday, Dec. 27, 2004 Posted: 12:41:25PM PST
Natal sebagai wujud kasih dan keadilan dari Tuhan Allah kepada umatnya, karena dalam kasihnya semua manusia dapat berkumpul dan berbagi kebahagiaan dalam damainya Natal.
Hal itu menjadi tema utama dalam khutbah yang disampaikan Pendeta Benny Halim STH, dalam khutbah Natal pagi, di GKI Serang, 25 Desember.
"Tuhan Allah merupakan simbol kedamaian, cukup sudah selama ini kita hidup dalam ketakutan dan permusuhan, dalam Natal ini marilah kita bersama menjaga kedamaian dan mengakhiri permusuhan," katanya.
Pendeta Benny juga mengajak agar umat Kristiani, dapat berbagi kebahagiaan dengan kaum miskin dan lemah. "Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mendatangi kaum tersingkir dan lemah, terutama dalam rangka berbagi kebahagiaan di hari Natal ini," ujarnya.
Sementara itu menurut Romo Adi, dalam misa Natal yang diperuntukan bagi anak-anak dan remaja, di Gereja Katolik Kristus Raja, Natal merupakan pintu gerbang menuju panggilan agung Allah, dan kembali pada kesederhanaan hidup.
"Pesan Natal mengajak kepada kita semua untuk kembali pada kesederhanaan hidup, karena kesederhaan telah dijalani oleh Tuhan Yesus sejak ia lahir sebagai wujud manusia," katanya.
Menurutnya kelahiran Tuhan Yesus di kandang kambing, merupakan cermin yang memiliki makna bahwa sebenarnya kehidupan duniawi adalah semu, karena semua pengharapan bersumber kepada Tuhan.
"Hanya Tuhan Yesus yang menjanjikan keabadian, tidak di dunia ini tapi di surga yang indah bersama dengan Tuhan Yesus sang penggembala," ujarnya.
Pesan-pesan Natal yang disampaikan dalam misa dan kotbah Natal 2004 tersebut sesuai dengan tema yang diusung Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yaitu "Allah Sumber Pengharapan Dunia".
Dalam menjalani misa Natal kali ini, para umat mengaku tidak mengalami kekhawatiran adanya ancaman bom seperti yang terjadi di beberapa gereja di Indonesia, bahkan kehadiran aparat kepolisian dalam mengamankan jalannya misa Natal, membuat masyarakat merasa aman.
"Walaupun Banten dikatakan sebagai sarang teroris, akan tetapi kami umat kristiani tidak merasa khawatir, karena kami yakin masyarakat Banten yang religius dengan berbagai agama yang ada, akan saling menjaga situasi yang kondusif," kata Ketua Umat Gereja Katolik Kristus Raja Serang, Guntur.
Menurut Kapolres Serang AKBP Ari Dono Sukmanto SH, pihaknya menurunkan dua kompi pasukannya untuk mengamankan jalannya perayaan Natal pada tahun ini.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengamankan perayaan Natal, dan membuat semua masyarakat merasa aman dan nyaman tanpa dicekam kekhawatiran," katanya.
Kendati tidak menggunakan pengamanan dengan sistem satu pintu di setiap gereja, akan tetapi menurut Kapolres, pihaknya telah melakukan penyisiran di dalam dan luar gereja sebelum kegiatan misa dimulai.
Yunita Tjokrodinata
|