Tanya Jawab dengan Rev. Raymond Kwong
Saturday, May. 29, 2004 Posted: 3:40:40AM PST
Sejak tanggal 17 Mei saat Massachusetts memulai memberikan ijin pernikahan kepada pasangan sesama jenis, berdebat, reli dan pencakupan berita telah menumbuhkan semangat baru di seluruh negri.
Dialog pernikahan sesama jenis tidak hanya menjadi pengunjung biasa yang melangkah masuk ke gedung DPR Washington DC tetapi juga telah menjalar ke sekolah menengah atas juga.
Seperti yang dapat diduga, perspektif Kristiani hampir selalu ditawarkan.
Rev.Raymond Kwong, kepala dari Kristiani Area Teluk San Fransisco bagi Pernikahan Tradisonal, yang mengorganisir reli 25 April lalu menentang pernikahan sesama jenis di Sand Fransisco, menghadiri acara debat di Sekolah Menengah Atas Lowell di San Fransisco pada 20 Mei dan bahkan berada di podium untuk berbicara kepada para hadirin.
Mengikuti perdebatan ini, Christian Post dapat berbicara kepada Rev. Kwong yang membagi motivasinya dibelakang perjuangannya melawan pernikahan sesama jenis.
Hasil wawancara disajikan dalam bentuk tanya jawab berikut ini:
Dapatkah anda memberikan komentar anda mengenai pernikahan sesama jenis?
Kaum homo ini mempunyai agenda tetapi orang-orang tidak melihatnya. Pertama mereka ingin pernikahan sesama jenis, lalu kemudian poligami, pernikahan saudara, dan pelacuran. Agendanya amat jelas. Mereka tidak pernah menyangkalnya.
Hal ini secara efektif akan menghancurkan apa yang kita tahu mengenai pernikahan. Jika kamu mendefinisikannya sekali, kamu dapat mendefinisikannya lagi dan lagi, ini disebut ekspansi.
Hal ini tetap menjadi sebuah kekhawatiran karena mereka meminta hak khusus. Masyarakat tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengabulkan hak khusus -- kebebasan lebih. Saya menyebutnya pernikahan palsu.
Mengapakah lembaga pernikahan antara pria dan wanita begitu penting?
Pernikahan adalah komitmen jangka panjang dengan kemampuan untuk mencipta. Banyak pernikahan sesama jenis berakhir rata-rata 2-3 tahun.
Tuhan menciptakan tubuh pria dan wanita untuk saling melengkapi satu sama lain. Mereka (kaum homo) melanggar hukum Allah, sifat dasar, logika dan etika.
Ada survey dimana 40% pria gay memiliki 500 pasangan gay dan lesbian memiliki ribuan pasangan. tidak ada komitmen jangka panjang. Pernikahan sesama jenis menyangkal hak anak untuk memiliki ayah dan ibu.
Homoseksual juga telah mendesak bahwa adalah hak mereka untuk menikah tapi dapatkah manusia mendefinisikan hak tanpa Allah?
Jika manusia mencoba untuk mendefinisikan hak tanpa Allah maka mereka akan menuntut hak yang aneh. Tidak, menurut saya manusia tidak dapat mendefinisikan hak tanpa Allah. Terdapat kebutuhan untuk menjadi pedoman moral. Jika tidak ada moral yang absolut maka banyak orang yang akan meraba-raba di dalam kegelapan.
Bagaimana anda dapat menjelaskan mengenai masalah pernikahan sesama jenis dalam konteks rohani?
Ini adalah serangan dari lembaga yang moralnya berasal dari Setan. Allah menciptakan tiga institusi: keluarga - Kejadian 1, pemerintah -Kejadian 9, dan gereja. Dia (Setan) mencoba untuk menghancurkan rancangan Allah. Ini adalah pertempuran rohani.
Next Page: 1 | 2 |
Yunita Lee
|