Pesan Vatikan Untuk Hari Raya Idul Fitri
Sunday, Nov. 14, 2004 Posted: 4:08:16PM PST
KOTA VATIKAN -- Pesan tahunan Vatikan untuk Hari Raya Idul Fitri menggarisbawahi banyak "kejahatan yang menyebabkan penderitaan" terhadap anak-anak sebagai ajakan kepada "rekan-rekan" Muslim untuk bersama umat Kristen membasmi segala sesuatu yang merendahkan martabat anak.
Dalam pesannya, Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Uskup Agung Michael L. Fitzgerald mengatakan, ia berharap upaya bersama antara kaum Muslim dan umat Kristen dalam membantu anak-anak akan terus berkembang.
Idul Fitri mengakhiri bulan Ramadhan. Idul Fitri dimulai dengan munculnya bulan baru, yang tahun ini jatuh pada 14 November di banyak negara.
Pesan tahun ini, yang berjudul "Children, Gift of God for the Future of Humanity" (Anak-Anak, Karunia Allah untuk Masa Depan Umat Manusia), berpatokan pada Pesan Paskah 2004 dari Paus Yohanes Paulus II, yang berfokus pada penderitaan anak-anak di seluruh dunia.
Memaksa anak-anak untuk terlibat dalam pekerjaan kasar, menghambat mereka untuk bersekolah, mewajibkan mereka untuk masuk tentara, menjual mereka sebagai pelacur, dan menjual organ tubuh mereka merupakan beberapa "kejahatan" yang menyebabkan penderitaan anak-anak, kata uskup agung.
Menurut Monsignor Felix Machado, Sekretaris Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, "Kami berusaha mengkomunikasikan pesan paus kepada masyarakat dunia, untuk meningkatkan kerjasama antara para penganut berbagai agama guna membantu anak-anak di seluruh dunia."
Selama lebih dari 30 tahun, Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama telah mengirim pesan Hari Raya Idul Fitri, dan "selalu diterima dengan sangat baik oleh kaum Muslim," kata pejabat Vatikan kelahiran India itu kepada UCA News, 8 November.
Monsignor Machado menjelaskan bahwa pesan itu dikirim kepada para tokoh dan komunitas Muslim serta berbagai komunitas di seluruh dunia "lewat para Duta Besar Vatikan dan Gereja-Gereja lokal." Pesan tersebut diterjemahkan ke dalam sedikitnya 20 bahasa setempat -- selain bahasa Inggris, Prancis, dan Italia -- dengan bantuan Gereja-Gereja lokal.
Sandra Pasaribu
|