Tony Melendez
Misionaris yang Mewartakan Musik dengan Kaki
Tuesday, Sep. 14, 2004 Posted: 8:13:14PM PST
“Tony, kau memberikan harapan bagi kami semua, aku berharap kau terus memberi harapan bagi semua orang,”—Paus Yohanes Paulus II
Ulurkan tangan, sentuh sepatu orang dan tariklah…
Ulurkan tangan, sentuh telinga orang dan tariklah…
Ulurkan tangan, sentuh pundak orang dan pijatlah…
Ulurkan tangan, sentuh pipi orang dan berikan ciuman hangat…
Ulurkan tangan dan sentuhlah tangan orang lain….
Ulurkan tangan, leher orang dan cekiklah…
Jadikan dunia ini tempat yang lebih baik jika kaubisa.
Itulah lirik lagu yang diciptakan dan dinyanyikan Tony Melendez di gereja saat dirinya memberi kesaksian. Petikan gitar dan suaranya menyatu ‘menghipnotis’ yang melihatnya. Membuat terpana. Dia minta semua orang yang hadir melakukan seperti yang dinyanyikan. Hampir semua orang mengikuti apa yang dinyanyikan Tony, menyentuh telinga dan menariknya, menyentuh pundak dan memijatnya, menyentuh pipi dan menciumnya. Semua tertawa. Melepas tawa tanpa beban. Maklumlah permintaan Tony dalam lagunya itu sangat mudah dilakukan dan kedengaran lucu. “Kalian lihat, betapa mudahnya bagiku memengaruhi kalian berbuat buruk, mencekik orang bahkan di gereja?“ kata Tony disambut tawa. Saat Tony memberi komentar pada bait lagunya, tak seorang pun membiarkan matanya lengah. Semua menatap Tony Melendez, takjub!
Tony bisa mencipta dan menyanyi lagu di atas tapi ia tak dapat melakukan seperti lirik lagu itu. Ia tak dapat mengulurkan tangannya karena Tony terlahir tanpa lengan, tanpa tangan. Ia memetik gitarnya dengan kedua kakinya, posisi gitar tak seperti biasa, tapi “dikendalikan” dengan kaki. Kedua kakinya telah berfungsi seperti kedua tangannya. Nyaris sempurna. Kaki kiri lincah berpindah-pindah grip, kaki kanannya memetik senar gitar, kadang lembut, kadang menghentak mengiringi lagu yang dinyanyikan dengan hati, perasaan, dan penuh ekspresi.
Anda adalah mukjizat-Nya
“Di hari kelahiranku, ibuku tak sadar kalau aku tak punya tangan. Saudara-saudaraku segera menjauhkanku dari ibuku. Dokter yang menangani adalah adik nenekku. Saat itu aku diperlihatkan pada ibuku dengan masih tetap diselimuti tapi ibuku tak boleh lama-lama memelukku. Sampai akhirnya ibu memaksa. ‘Berikan putraku, aku ingin melihatnya, ada apa? Ada apa?’ suara ibu setengah berteriak. Mereka membawaku ke kamar dalam keadaan masih terbungkus selimut. Dan untuk pertama kalinya ibu melihatku, tanpa tangan,” kisah Tony
“Apa yang terjadi? Air mata mengalir dari matanya. Saat itu, nenekku masuk ke kamar memegang dan mengguncang pundak ibuku, ‘Ini putramu. Kasihi dan ajari dia. Biarkan ia tumbuh dewasa,”’ kenang Tony penuh haru. Ketika Tony mulai tumbuh besar, ibunya mengatakan kalimat sederhana namun penuh makna, “Tuhan menciptakanmu seperti ini, kau harus menerimanya.” Tony sadar betul, ia memang berbeda. Tak punya tangan, jari dan lengan.
Penyebab kecacatan Tony adalah obat polithemaid, pereda mual yang diminum ibunya saat sedang mengandung. Mereka tak tahu kalau obat ini akan berdampak buruk.
Dari keadaan yang dialaminya terciptalah lagu berjudul You Are His Miracle.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|