144 Rumah Ibadah di Maluku Yang Rusak Akibat Konflik akan Direhab
Menteri Agama (Menag) Muh. Maftuh Basyuni menegaskan akan mengusahakan dana untuk merehabilitasi 144 sarana ibadah di Maluku yang terbakar dan rusak akibat konflik 19 Januari 1999.
Monday, Oct. 24, 2005 Posted: 2:43:24PM PST
Menteri Agama (Menag) Muh. Maftuh Basyuni menegaskan akan mengusahakan dana untuk merehabilitasi 144 sarana ibadah di Maluku yang terbakar dan rusak akibat konflik 19 Januari 1999.
"Saya tidak mau berjanji, namun semuanya akan saya usahakan sehingga semua sarana ibadah di Maluku yang hancur dan terbakar ini dapat direhabilitasi dan dibangun kembali agar dapat dimanfaatkan untuk membina mental dan spiritual umat," ujarnya saat dialog antar umat beragama yang dipusatkan di Gereja Maranatha, Ambon, Minggu.
Ia menegaskan, sarana ibadah ini tidak akan dibiarkan terbengkalai, namun akan secepatnya dibangun dan rehabilitasi kembali, di mana diusahakan masuk dalam program pembangunan tahun 2006 mendatang.Menag mengakui, telah menerima usulan dan permintaan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk merehabilitasi ratusan sarana peribadahan itu. Permintaan itu saat ini sedang digodok untuk dimasukkan dalam program Depag tahun 2006.
"Mudah-mudahan dananya bisa turun tahun 2006 sehingga semua rumah ibadah yang terbakar dan hancur dapat segera dibangun kembali," ujar Menag yang didampingi Kepala Balitbang Depag Prof. Dr. Atho Mudzar, serta Dirjen Binmas Kristen Depag, DR. Jason Lase. Ia menambahkan, pemerintah melalui lintas departemen pun telah mengalokasikan bantuan untuk merehabilitasi rumah ibadah di Maluku yang terbakar tahun 2005 yakni sebesar Rp31 milyar, di mana Rp25 milyar diantaranya sudah dimanfaatkan.
"Memang tidak mungkin dilakukan oleh Depag sendiri dan harus lintas sektor sehingga optimal penanganannya, apalagi keuangan negara yang sangat minim," ujarnya. Menyangkut permintaan beberapa anggota dialog yang menginginkan adanya tukar guling tanah wakaf bekas sarana ibadah yang dibangun, Menag menyarankan untuk dibicarakan dan diselesaikan dengan Pemprov setempat.
Sementara itu, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dalam kesempatan itu menjelaskan, sedikitnya 60 unit rumah ibadah yang hancur dan terbakar saat konflik telah direhabilitasi tahun 2005 yang terdiri dari 26 Gereja, 24 Masjid serta sisanya Pura dan Klenteng. Gubernur juga memaparkan bahwa ada gereja dan masjid yang terbakar saat konflik oleh warganya tidak mau dibangun kembali di tempat semula, tetapi dipindahkan ke daerah lain
Nita Lee
|