Pertemuan Doa JDN Se-Jabodetabek Doakan Perubahan Sejarah Bangsa
Wednesday, Sep. 21, 2005 Posted: 8:56:53AM PST
|
(Sandra P/ KP) |
|
(Atas-Bawah) Pdt Bambang Widjaya, Ketua Umum PII; Pdt Weinata Sairin, Wakil Sekretaris Umum PGI. (Sandra P/ KP) |
|
(Sandra P/ KP) |
Sejak tanggal 7-27 September mendatang, Lembaga Gereja Aras Nasional (LGAN) melalui Jaringan Doa Nasional (JDN) telah mencanangkan Doa Puasa Nasional selama 21 hari untuk menggumuli bersama, situasi dan kondisi bangsa. Dimana saat ini sangat memprihatinkan karena terjadinya berbagai tragedi, bencana, tindakan-tindakan kekerasan khususnya yang terjadi akhir-akhir ini yaitu tindakan penutupan gereja-gereja oleh berbagai pihak. Hal itu menyebabkan sendi-sendi kehidupan kesatuan dan pluralisme bangsa menjadi koyak.
Karena itulah, JDN mengadakan sebuah Pertemuan Doa Khusus, Selasa (20/9) kemarin di Landmark Tower, Jakarta.
Acara itu hadiri oleh para pemimpin dan perwakilan dari berbagai denominasi gereja-gereja di Indonesia seperti Pdt. Weinata Sairin (PGI), Pdt. Bambang Wijaya (PII), perwakilan dari Persatuan Babtis Indonesia (PBI), PGPI, Bala Keselamatan, Gereja Orthodox Indonesia (GOI), dan para hamba Tuhan, pendoa se-Jabodetabek. Acara berlangsung penuh dengan penyembahan dan doa.
Pdt Weinata Sairin, Wakil Sekretaris Umum PGI dalam kotbah singkatnya menyatakan keprihatinan terhadap situasi dan kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia, dimana keharmonisan bangsa telah hampir sirna dan banyak umat Kristiani yang telah kehilangan haknya untuk beribadah karena adanya penutupan gereja-gereja. Namun, lanjutnya, umat Kristiani tetap harus menjalankan mandat dan tugas perutusan dari Tuhan walaupun di tengah-tengan iklim yang tidak kondusif. Ia mengatakan, "Kita harus masuk ke tengah-tengah dunia dan memberikan garam dan terang." Lanjutnya, "Tidak ada 'excuse' bagi kita. Kita tetap orang-orang yang diutus. Kita mesti memahami diri sebagai persekutuan doa yang dinamik, yang kreatif, di tengah-tengah dunia ini."
Sementara itu, Ketua Umum PII Pdt. Bambang Widjaya dalam kotbahnya juga menyetujui pendapat Weinata Sairin. "Mengapa kita harus bersatu? Seperti dalam 2 Tawarikh 4:17, marilah kita merendahkan diri dan bersatu."
Kemudian Pdt Bambang Widjaya mengajak para pemimpin gereja dan umat Tuhan saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu pujian. Acara dilanjutkan dengan doa-doa komitmen dan doa-doa khusus.
Sedangkan pada hari Rabu (21/09) akan diadakan Indonesian Peace Vigil, Berdoa dan Berjaga-jaga Bagi Perdamaian Indonesia, yang akan diadakan di Bundaran HI pada pukul 19.00-00.00. Acara ini merupakan acara doa yang berbarengan dengan hari International Day of Peace Vigil pada tanggal 21 September di seluruh dunia.
Sandra Pasaribu
|